Peta Ini Bukti Serangan Rusia Membesarkan Dua Monster: ASSAD dan ISIS


Ulasan Arya Sandhiyudha*
Pengamat Politik Internasional, Kandidat Doktor Hub. Interl. Fatih Univ. Turki

Kekhawatiran The Economics September 2015 bahwa diamnya Obama terhadap situasi Suriah berpotensi mewariskan masalah pengungsi Suriah dan kian berkembangnya ISIS, seperti menemukan relevansinya. Ketika pada hari Jumat (2 Oktober 2015), pada hari ketiga serangan Rusia di Suriah, sikap Amerika Serikat dan negara-negara lain hanyalah mengecam Rusia, tanpa ada intervensi -seperti dalam bentuk kekuatan militer- yang dapat mengimbangi kekuatan nyata dari Suriah.

Apa yang diharapkan dari dunia sebenarnya sikap AS yang lebih definitif dalam hal dukungan terhadap kekuatan faksi moderat pejuang yang oposisi terhadap diktatorisme rezim Bashar al-Assad. Sebab Assad-lah inti permasalahan meluapnya pengungsi Suriah. Sementara, pernyataan yang meminta Rusia untuk menghentikan serangan yang menargetkan kelompok oposisi lainnya dan agar hanya terfokus pada ISIS, dianggap tidak cukup, terlebih setelah dianalisa –diantaranya oleh The Carter Center– bahwa target serangan Rusia sangat jelas bukan ISIS namun kelompok-kelompok oposisi anti-Assad. Sehingga peringatan AS yang tanpa intervensi kekuatan riil sama dengan membiarkan dua monster menguat sekaligus: Assad dan ISIS.

Memang kemudian, Rusia merespon dengan menyatakan akan mengirim 15.000 pasukan dan akan melangsungkan serangan udara, seperti dilansir di media. Akan tetapi, dilihat dari peta serangan awal menunjukkan bahwa target utama Rusia sejak awal bukan ISIS. (http://www.express.co.uk/news/world/609757/Putin-ISIS-Islamic-State-Syria-Raqqa-troops-soldiers-air-strike-jets-military)

Tulisan ini menampilkan peta bersumber dari The Carter Center mengenai wilayah kendali di Suriah terkini -yang dimuat dalam New York Times

Peta tersebut memperlihatkan data rinci tentang kelompok mana yang mengendalikan daerah-daerah di Suriah. Darinya, terbukti bahwa target utama yang dibidik Rusia adalah wilayah barat laut, bukan wilayah yang berada dalam kendali ISIS, namun justru wilayah di mana kelompok-kelompok oposisi Assad yang mayoritas faksi moderat berada.

Bagaimana Proses Pergeseran Wilayah Kendali di Suriah? 


Peta wilayah kendali adalah kunci memahami situasi di Suriah terkini. Wilayah telah terbagi-bagi penguasaannya oleh oposisi, ISIS, dan ada pula beberapa daerah utara diberikan kepada kelompok Kurdi yang merupakan hasil pertukaran untuk dukungan. Kelompok-kelompok oposisi telah merebut wilayah dari pasukan rezim barbar Suriah pada bulan Juni 2011 dan bertahan hingga kini.

- Kelompok oposisi tersebar di berbagai daerah di seluruh Suriah, terutama wilayah di barat laut.
- ISIS sejak 2014 menguasai wilayah yang cukup besar dengan mendirikan pemerintahan di Raqqa dan mengendalikan Sungai Efrat yang tersambung ke Irak.
- Kelompok Kurdi berhasil mengusir ISIS dari beberapa daerah utara. Kelompok oposisi menguasai beberapa daerah di provinsi Idlib.

Dapat terlihat di peta perkembangan Jan. 2014, Jan. 2015, dan Okt. 2015 bahwa kelompok-kelompok oposisi rezim barbar Assad terus melemah, terlebih ditambah gempuran Rusia terbaru. Kemudian, dilihat dari garis mereka yang juga anti-ISIS, ini secara logis pelemahan kelompok oposisi ini memberi ruang signifikan penguatan pada ISIS.

Serangan Udara Di Perbatasan Antara Wilayah Pemerintah dan Kelompok Oposisi 

Dalam tren perkembangan ISIS yang terus menguat, kini semakin bertambah potensi penguatan dengan diserangnya kelompok oposisi rezim barbar Assad yang sebenarnya juga anti-ISIS. Permintaan Suriah terhadap bantuan Rusia jelas untuk tujuan menggempur kelompok oposisi, bukan untuk mengurangi kekuatan ISIS. Rezim barbar Assad hanya memikirkan bagaimana kontrolnya tetap mampu mempertahankan kendalinya, di tengah posisi rezim barbar Assad yang terus terdesak.

Siapa Pengendali Wilayah Suriah?

Berdasarkan klaim kendali wilayah Suriah rezim barbar Assad, apabila dirinci dapat dipilah menjadi empat kelompok (pasukan) utama:

1. Pasukan rezim barbar Assad terus mengendalikan sebagian pusat dan kota terbesar Suriah.
2. Sementara berbagai kelompok oposisi (REBEL CONTROL) kuat di Utara dan Barat Laut.
3. ISIS terus memegang sebagian koridor sepanjang Sungai Efrat.
4. Kelompok Kurdi menempati Suriah utara, di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki sekaligus menanam proyeksi Negara Kurdi Raya.

Harapan Terhadap Ragam Kelompok Oposisi

Sekitar 7.000 orang bergabung dengan kelompok bersenjata yang telah dibentuk selama lebih dari empat tahun perang saudara sejak 2011.

Semua kelompok ini berjuang melawan rezim diktatorisme barbarisme Assad dan ISIS, namun memiliki ideologi politik yang berbeda dan membagi wilayah pengendalian menjadi banyak faksi. Berikut adalah beberapa kelompok perlawanan tersebut.

1- Di provinsi Aleppo, terdapat dua kelompok yang memerangi pasukan pemerintah dan ISIS. Faksi moderat Fatah Halab yang tidak mau bergabung dengan kelompok garis keras, sementara Ansar al-Shariah dibentuk sebagai respon terhadap Fatah Halab, bekerjasama dengan kelompok Jabhah Nusra, yang terafiliasi dari Al Qaeda.

2- Di Suriah tengah sekitar Idlib, Latakia dan Hama, kelompok terbesar adalah Tentara Penakluk, yang telah menjadi korban target serangan udara Rusia. Kelompok ini yang juga disebut Jaish al-Fatah, adalah aliansi yang menghimpun ragam faksi, termasuk Jabhah Nusra, afiliasi Suriah Al Qaeda; Ahrar al-Sham, kelompok besar lain; dan ragam kelompok pemberontak lain yang lebih moderat dan didukung senjata rahasia dari badan intelijen Amerika Serikat dan aliansinya.

3- Di wilayah dekat Damaskus, Tentara Islam, kelompok dengan dukungan dari Arab Saudi, juga telah menyatakan perang terhadap Rusia. Ini adalah salah satu dari beberapa kelompok bersenjata yang membentuk Majelis Gouta Timur.

4- Di Selatan, Front Selatan adalah koalisi kelompok-kelompok bersenjata yang lebih kecil yang juga telah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat. Koalisi ini mendukung solusi wujudnya pemerintahan sekuler.

Apabila ditelisik dari peta wilayah kendali, sebenarnya masih besar potensi dari kekuatan kelompok oposisi untuk menuntaskan dua monster yang ada di Suriah: Assad dan ISIS.

Akan tetapi, sebaliknya, apabila komitmen AS sebagai pemimpin dari negara-negara yang selama ini mendukung kelompok oposisi ‘layu’ dalam memberikan intervensi yang lebih riil, maka pangkal persoalan Suriah takkan terselesaikan.

*Sumber: http://www.renovasinegeri.com/peta-ini-bukti-serangan-rusia-membesarkan-dua-monster-assad-dan-isis/