SETIA HINGGA AKHIR' Nikmatnya Haji Berdua Bersama Pasangan




[Catatan Perjalanan Haji, oleh M Ihsan Abdul Djalil]

SETIA HINGGA AKHIR


"Setia Hingga Akhir". Entah, apa ini nama salah satu KBIH, ataukah moto kakek nenek ini. Yang jelas itulah yang tertulis di slayer pasangan senior yang berasal dari kloter 23 Makassar (lihat foto).

Kami menjumpainya di terowongan Mina, sepulang dari melontar jumrah pagi ini. Mereka berjalan berduaan. Beriringan. Tangannya bergandengan. Pokoknya komes, kompak dan mesra *smile emoticon

Tak nampak rombongannya di sekitar mereka. Mungkin beliau berdua mempersilakan teman-temannya jalan duluan, lebih cepat, sementara beliau menempuh rute 6 km ini dengan pelan-pelan. Yang penting selamat sampai tujuan.

Saya mengagumi semangat dan antusiame mereka. Ibadah haji menuntut fisik prima. Tak mudah melalui satu demi satu manasik yang panjang, lama, dan melelahkan. Tapi, bersama istri atau suami, insya Allah jadi lebih ringan.

Beribadah haji dengan pasangan sungguh nikmat. Saya bisa merasakannya karena kali ini bisa berangkat bareng istri. Naik bis bareng. Jalan kaki bareng. Kelaparan bareng. Belanja bareng. Kadang makan lesehan berduaan di emperan masjid, kali lain di terminal menunggu antrian bis. Pulang pergi dari masjid juga bareng. Sangat nikmat rasanya. Dan kenikmatan terbesarnya adalah ketika sudah sampai hotel dalam keadaan lelah, kami berpisah masuk kamar masing-masing untuk recovery, lalu jam 2 dini hari bangun, bersiap ke masjid lagi.

Hampir semua teman di rombongan saya juga berhaji berpasangan. Hanya beberapa orang yang sendirian. Alhamdulillah, semua nampak rukun. Dan semoga terus seperti itu, sepulang dari tanah suci. (Baca catatan lain: Cinta Merekah Di Jabal Rahmah)

Salam setia hingga akhir
(smile emoticon)

Mina, 26 September 2015

__
*sumber: dari fb M Ihsan Abdul Djalil