Minggu, 13 September 2015
Hazmi Srondol
Lama-lama saya kesal juga dengan pertanyaan dan statement perihal “diam”-nya Prabowo Subianto.
Ada yang bertanya karena geregetan melihat setahun pemerintahan ini. Ada pula yang memang bermaksud memancing agar Prabowo turut campur dalam kegaduhan politik Indonesia akhir-akhir ini.
Kalau sekedar geregetan, saya masih menerima unek-uneknya. Namun kalau yang sengaja memancing-mancing agar Prabowo keluar dari padepokannya di Bukit Hambalang, bahkan dengan statement menganggap pengecut dan bersembunyi dibawah perut kuda-nya, saya fikir itu sudah sangat kelewatan.
Apa mereka tidak ingat atau memang tidak mau tahu bagaimana perjuangan Prabowo terdahulu?
Prabowo sadar, niat baik untuk ikut membangun negeri tetap ada prosedurnya. Prabowo taat hukum dan undang-undang. Langkah yang diambilnya adalah membangun dan mendirikan partai politik. Karena lewat jalur inilah, Prabowo memahami—segala urusan di republik ini tetap terkait dengan peraturan dan perundangan-undangan. Tanpa adanya partai politik, gelontoran kekuatan ekonomi akan sia-sia.
Itu pun tetap dianggap dingin dan nyinyir. Katanya: Prabowo ambisius, Prabowo inilah itulah dan bla-bla lainnya.
Sudah begitu, ditambah lagi dua kali maju dalam perhelatan pilpres. Tahun 2009 sebagai cawapres dan 2014 sebagai capres. Apa komentar orang-orang itu? Prabowo fasis, sakit jiwa dan lain sebagainya. Puas?
Sekarang, ketika diam. Semua blingsatan. Maunya apa? Menjebak Prabowo? Mempertegas tuduhan kudeta kepada beliau? Mengalihkan ketidak mampuan pemerintah mengsikapi dan menghadapi kondisi ekonomi nasional yang semakin morat-marit ini?
Kalau sekedar menginginkan Prabowo turun ke jalan, apa susahnya? Prabowo memiliki pages FB sudah mendekati angka 9 juta jempoler. Kalau mau, tinggal buat status, contohnya: “Tanggal 27 September mari kita kumpul di Monas dengan memakai kaos putih dan membawa segelas susu untuk kita bagikan ke rakyat agar sehat. Saya pimpin langsung gerakan Revolusi Putih langsung ke tengah-tengah masyarakat”…
Saya jamin, kalau hanya sekedar 1 atau 2 juta massa pasti berkumpul dengan sukarela. Itu kalau Prabowo mau lo, yaaa…
Karena memang pages yang dibangunnya semenjak tahun 2008 itu tanpa memakai agency digital atau sukarelawan yang entah rela beneran atau tidak. Followernya nyata!
Hanya saja, saya paham bukan itu maksud Prabowo membuat halaman FB tersebut. Itu hanya salah satu cara beliau menyampaikan pikiran dan visi misinya membangun negeri.
Dan itu pun, bukan satu-satunya cara beliau menyampaikan kegelisahannya terhadap masa depan republik ini. Coba cek buku KEMBALIKAN INDONESIA! Yang ditulisnya semenjak tahun 2004 sudah membahas bahaya ekonomi NEOLIB yang sadar atau tidak sadar dipilih oleh pemerintah Indonesia pasca reformasi.
Belum lagi buku-buku lain seperti MEMBANGUN KEMBALI INDONESIA RAYA hingga berbagai macam makalah dan bungai rampai artikel tulisan beliau. Status-status FB beliau pun sudah dibukukan dalam buku SURAT UNTUK SAHABAT.
Belum puas? Coba cek lagi di youtube, cari pidato-pidato ekonomi beliau di depan buruh atau para guru besar/professor di kampus-kampus.
Lalu saya gantian bertanya, anda sudah baca belum bukunya? Sudah tonton videonya di youtube belum? Kok bisa-bisanya sebut Prabowo diam saja? Jangan-jangan emang kalian sendiri yang tidak mau melihat dan mendengar? Jangan sampailah saya menyebut anda picek atau budeg. Tidak sopan itu.
Toh, bukannya kalian sendiri yang lebih menyukai pemimpin tanpa visi, yang hanya kalian tahu dari versi pemberitaan media massa yang pada puncaknya bisa sampai 400 artikel per hari. Pola pikir asli dia apa? Mana buku tulisannya sendiri? Pappernya? Makalahnya? Artikelnya? Mana???
Kalau pun akhirnya sekarang beliau “diam”, saya merasa itu pilihan yang paling bijaksana. Silahkan rakyat merasakan sendiri pemimpin terlantik tersebut. Silahkan rakyat menonton kegaduhan pemerintahan. Jarang-jarang kan ada saingan sinetron dan infotainment kalau bukan sekarang?
Sudah bukan saatnya beliau berteriak-teriak. Sekarang adalah saatnya mengimplementasikan apa yang sudah dikajinya belasan bahkan puluhan tahun. Kalau ternyata setahun ini, Gusti Allah belum “dawuh” kepada Prabowo untuk memimpin negeri ini, ya sudah. Diam saja. Tinggal menunggu perintah Tuhan turun entah bagaimana cara-Nya. Daripada ngomong juga diplintir-plintir. Ya tho?
Soal request menurunkan Jokowi, haduh. Ibarat pakai celana, yah… Lu yang naikin, lu pula yang mesti nurunin. Emangnya kita muhrim apa? Kok bisa-bisanya nurunin yang bukan kita sendiri naikin.
Kurang lebih begitu, selamat malam, Merdeka!
___
VIDEO:
- Prabowo di depan Buruh: https://www.youtube.com/watch?v=7QvPISUcEwI
- Paparan Prabowo Subianto “Masa Depan Indonesia dan Tantangan 20 Tahun Kedepan” :https://www.youtube.com/watch?v=zvcXWPVDh-k
- Prabowo di depan Guru Besar/Profesor: https://www.youtube.com/watch?v=2NQUY99Mmek
Sumber: http://www.hazmisrondol.com/prabowo-tidak-diam-kalian-aja-yang-tak-mau-dengar/