Selasa, 8 September 2015 | 21:29 WIB
Terkait
- Nadiem Klaim Banyak Pangkalan Ojek Berubah Jadi Pangkalan Go-Jek
- Nadiem Bersikeras Go-Jek Tak Melanggar Hukum
- Soal Privasi Data Penumpang, Ini Pengakuan Pengemudi Go-Jek
- Pengojek Berbasis Aplikasi Buka-bukaan soal Order Fiktif untuk Raup Untung
- Pengemudi Ojek Aplikasi Bicara tentang Privasi Pelanggan
JAKARTA, KOMPAS.com —
Sebuah artikel di internet mengangkat tentang dugaan pelanggaran privasi
yang dilakukan pengojek berbasis aplikasi. Salah satu pelanggaran
adalah memanfaatkan nomor kontak pelanggan untuk hal negatif.
Apa kata para pengguna ojek aplikasi tentang hal tersebut?
Riska (24), salah satu pengguna ojek aplikasi, mengatakan, selama tiga bulan memakai ojek aplikasi, ia belum pernah mengalami hal tak menyenangkan.
"Selama ini sih aman-aman saja," kata Riska kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (8/9/2015). (Baca: Pengemudi Ojek Aplikasi Bicara tentang Privasi Pelanggan)
Karyawati swasta itu menyadari nomor teleponnya memang akan diketahui pengojek yang diordernya. Ini diperlukan agar pengojek dapat menghubungi pelanggan untuk mengetahui posisi bertemu.
"Pertama saya juga kaget waktu tukang ojeknya telepon terus tahu nama saya. Terus baru ingat, oh iya kan data saya tersimpan di aplikasinya," ujar Riska.
Namun, dia mengaku tidak begitu khawatir soal pelanggaran privasi. Sebab, kata Riska, kalau pun terjadi hal tersebut, dia tak akan menanggapinya. Selain itu, dia memilih melaporkan ke perusahaan layanan ojek aplikasi tersebut. (Baca: Pengojek Berbasis Aplikasi Buka-bukaan soal Order Fiktif untuk Raup Untung)
"Kalau pun ada yang iseng, ya tinggal cuekin saja, terus laporkan lewat aplikasinya. Lagian, asal sudah tahu kalau ada yang enggak jelas, ya enggak usah ditanggepin," ujar Riska.
Aprilia (26), pelanggan ojek aplikasi lainnya, mengatakan akan melaporkan jika ada pengojek yang melakukan pelanggaran privasi. "Lapor saja sama kantornya kalau iseng," ujar Aprilia. (Baca: Soal Privasi Data Penumpang, Ini Pengakuan Pengemudi Go-Jek)
Karyawati yang tinggal di Bekasi itu awalnya memang khawatir. Namun, lanjutnya, tak ada pilihan lain karena mau tidak mau nomor teleponnya akan tersebar bila memanfaatkan jasa ojek aplikasi.
"Awalnya khawatir, tetapi ya sekarang percaya saja deh. Ya habis kalau enggak pakai nomor HP, bisa komunikasi (sama pengojek) lewat apa lagi," ujarnya.
Apa kata para pengguna ojek aplikasi tentang hal tersebut?
Riska (24), salah satu pengguna ojek aplikasi, mengatakan, selama tiga bulan memakai ojek aplikasi, ia belum pernah mengalami hal tak menyenangkan.
"Selama ini sih aman-aman saja," kata Riska kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (8/9/2015). (Baca: Pengemudi Ojek Aplikasi Bicara tentang Privasi Pelanggan)
Karyawati swasta itu menyadari nomor teleponnya memang akan diketahui pengojek yang diordernya. Ini diperlukan agar pengojek dapat menghubungi pelanggan untuk mengetahui posisi bertemu.
"Pertama saya juga kaget waktu tukang ojeknya telepon terus tahu nama saya. Terus baru ingat, oh iya kan data saya tersimpan di aplikasinya," ujar Riska.
Namun, dia mengaku tidak begitu khawatir soal pelanggaran privasi. Sebab, kata Riska, kalau pun terjadi hal tersebut, dia tak akan menanggapinya. Selain itu, dia memilih melaporkan ke perusahaan layanan ojek aplikasi tersebut. (Baca: Pengojek Berbasis Aplikasi Buka-bukaan soal Order Fiktif untuk Raup Untung)
"Kalau pun ada yang iseng, ya tinggal cuekin saja, terus laporkan lewat aplikasinya. Lagian, asal sudah tahu kalau ada yang enggak jelas, ya enggak usah ditanggepin," ujar Riska.
Aprilia (26), pelanggan ojek aplikasi lainnya, mengatakan akan melaporkan jika ada pengojek yang melakukan pelanggaran privasi. "Lapor saja sama kantornya kalau iseng," ujar Aprilia. (Baca: Soal Privasi Data Penumpang, Ini Pengakuan Pengemudi Go-Jek)
Karyawati yang tinggal di Bekasi itu awalnya memang khawatir. Namun, lanjutnya, tak ada pilihan lain karena mau tidak mau nomor teleponnya akan tersebar bila memanfaatkan jasa ojek aplikasi.
"Awalnya khawatir, tetapi ya sekarang percaya saja deh. Ya habis kalau enggak pakai nomor HP, bisa komunikasi (sama pengojek) lewat apa lagi," ujarnya.
Penulis | : Robertus Belarminus |
Editor | : Desy Afrianti |