Sabtu, 5 September 2015 | 12:33 WIB
Terkait
- Lawan Risma-Wisnu, Lucy Resmi Ditunjuk Jadi Pendamping Rasiyo
- Posisi PAN Dinilai Berpotensi Bikin Gaduh di Parlemen dan Kabinet
- DPW PAN Sepakati Keputusan DPP untuk Dukung Pemerintah
- Bambang Soesatyo: Ibarat Cinta Segitiga, Kami Sedang Diduakan oleh PAN
- Masinton: Bu Mega yang Ajak Zulkifli, "Monggo Bergabung"
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur
Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, merapatnya Partai
Amanat Nasional ke sisi pemerintah memunculkan dua kemungkinan, apakah
memperkuat Koalisi Indonesia Hebat atau Presiden Joko Widodo.
Menurut Hanta, ada kecenderungan merapatnya PAN justru akan menguntungkan KIH, terutama PDI Perjuangan sebagai partai pengusung presiden.
"PAN akan kita lihat, apakah memperkuat Bu Mega (Ketua Umum PDI-P) atau perkuat Jokowi," ujar Hanta dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).
Hanta menilai, yang memiliki kendali koalisi bukan Jokowi selaku presiden, melainkan Megawati. Ketika PAN bergabung, kata dia, secara kuantitas kekuatan bertambah.
"Secara kualitas belum tentu (kuat) karena bukan Jokowi yang pegang kendali," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo, menilai, bergabungnya PAN ke pemerintah bisa saja justru menimbulkan kegaduhan. Hal tersebut diakibatkan adanya power sharing sebagai "imbalan" merapatnya dukungan PAN.
"Masuknya PAN bisa saja membuat kegaduhan karena ada kursi yang terancam. Belum-belum, PKB sudah teriak-teriak kursinya jangan diambil," kata Bambang.
Menurut Hanta, ada kecenderungan merapatnya PAN justru akan menguntungkan KIH, terutama PDI Perjuangan sebagai partai pengusung presiden.
"PAN akan kita lihat, apakah memperkuat Bu Mega (Ketua Umum PDI-P) atau perkuat Jokowi," ujar Hanta dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (5/9/2015).
Hanta menilai, yang memiliki kendali koalisi bukan Jokowi selaku presiden, melainkan Megawati. Ketika PAN bergabung, kata dia, secara kuantitas kekuatan bertambah.
"Secara kualitas belum tentu (kuat) karena bukan Jokowi yang pegang kendali," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo, menilai, bergabungnya PAN ke pemerintah bisa saja justru menimbulkan kegaduhan. Hal tersebut diakibatkan adanya power sharing sebagai "imbalan" merapatnya dukungan PAN.
"Masuknya PAN bisa saja membuat kegaduhan karena ada kursi yang terancam. Belum-belum, PKB sudah teriak-teriak kursinya jangan diambil," kata Bambang.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Penulis | : Ambaranie Nadia Kemala Movanita |
Editor | : Ana Shofiana Syatiri |