Selasa, 8 September 2015 | 23:15 WIB
Terkait
"Gua bingung sama makhluk-makhluk di Samarinda masih chaos abieeess apa lagi ditambah nyampahnya orang-orang timor yang sok tau hadeh" Samarinda" kapan majunya semua dari style & lagu-lagunya pada demen lagu-lagu cengeng hadeh".....alay" berserakan," demikian isi kalimat yang diunggah sebagai statusnya di Facebook.
Celakanya, status itu kemudian disalin oleh salah seorang teman Facebook Anto dan kemudian diunggah ke akun Bubuhan Samarinda. Dengan cepat, status itu menyebar dan kemudian memicu kemarahan sejumlah warga.
Warga yang marah kemudian mencari Anto ke tempat kerjanya di sebuah tempat pencucian mobil di Jalan Cenderawasih, Samarinda. Warga yang marah setelah menemukan Anto langsung memukuli pemuda itu hingga keningnya sobek.
Beruntung, polisi tiba di tempat pencucian mobil itu dan mengamankan Anto ke Polsekta Samarinda Utara. Di sana, pemuda itu mengakui bahwa dia memang menulis status yang dianggap menghina itu.
"Saya hanya menulis status-status di Facebook, tetapi saya tidak pernah menyangka masalahnya akan menjadi besar seperti ini," ujar Anto saat dimintai keterangan di Polsekta Samarinda Utara, Selasa (8/9/2015).
Anto menuturkan, semula, datang lima orang warga ke lokasi pencucian mobil tempatnya bekerja dalam beberapa bulan terakhir. Kelima warga itu awalnya hanya menuntut Anto untuk meminta maaf yang dituruti oleh pemuda itu.
Namun, setelah meminta maaf, muncul beberapa orang lagi yang kemudian langsung memukulinya dengan menggunakan balok. Anto yang baru satu tahun tinggal di Samarinda mengaku sangat shock sehingga tak bisa melawan.
"Saya sedang bekerja, sekitar pukul 14.30, tiba-tiba lima orang datang dan kemudian datang lima orang lagi. Setelah itu, saya minta maaf, tetapi datang lebih banyak orang yang langsung memukul saya dengan balok," kata Anto.
Salah seorang warga yang datang ke tempat pencucian mobil itu, Sultan, mengakui, mereka datang dan menegur Anto baik-baik karena ucapannya dianggap telah menyakiti hati warga Samarinda. "Setelah kami pulang, ternyata ada lagi kawan-kawan lain yang mendatangi dia. Saat itu, dia langsung dipukuli," ujar Sultan yang juga adalah seorang netizen.
Penulis | : Kontributor Samarinda, Gusti Nara |
Editor | : Ervan Hardoko |