Kamis, 27 Agustus 2015 | 10:11 WIB
Terkait
- Burger King Ajukan "Gencatan Senjata" dalam "Perang Burger", McDonald's Menolak
- Ketum MUI Usulkan Nama Tuhan Diganti Jadi Hamba Tuhan
- Amankah Menyimpan Parfum hingga Bertahun-tahun?
- Skenario Undian Fase Grup Liga Champions, Bakal Ada Grup Neraka
- Sulitnya Memilih Ketua RT di Blok D Rusun Cibesel Jatinegara
Para astrofisikawan selama ini dibingungkan dengan yang dinamakan paradoks informasi. Itu menjadi salah satu misteri terbesar dalam fisika modern.
Paradoks informasi ada karena perbedaan "pandangan" antara teori mekanika kuantum yang bekerja pada materi renik dengan teori relativitas umum dari Albert Einstein yang bekerja pada benda-benda besar.
Berdasarkan teori mekanika kuantum, benda-benda termasuk cahaya memang tidak dapat lolos dari lubang hitam tetapi informasi tentangnya tidak akan hancur.
Namun demikian, menurut teori relativitas umum, obyek sekaligus informasi tentangnya akan rusak begitu masuk ke dalam lubang hitam.
Dalam acara "Hawking Radiation Conference", Hawking mengatakan bahwa dirinya menemukan cara informasi bisa lolos dari lubang hitam dengan memperbaiki teori tentang informasi dan lubang hitam itu sendiri.
Berdasarkan hasil kerjanya dengan Malcolm Perry dari Cambridge University and Andrew Strominger dari Harvard University, Hawking menyatakan bahwa informasi sebenarnya tidak ditelan lubang hitam.
"Saya mengajukan teori bahwa informasi tidak ditelan sampai interior lubang hitam tetapi ada pada batasnya, event hirizon," ungkap Hawking.
"Jika kamu berada di dalam lubang hitam, jangan menyerah," imbuh penulis buku terkenal "A Brief History of Time" ini seperti dikutip Wired, Rabu (26/8/2015).
Hawking menguraikan, ketika informasi tentang obyek atau partikel melewati batas lubang hitam, maka informasi itu akan ditranslasikan menjadi hologram dua dimensi dan bertahan di perbatasan.
Translasi informasi menjadi hologram dua dimensi itu disebut super translasi. Dengan pandangan itu, Hawking mendamaikan perbedaan antara cara pandang mekanika kuantum dan relativitas umum.
Namun, pandangan Hawking itu juga menyisakan soal. Marika Taylor, fisikawan teoretis dari University of Southampton mengatakan bahwa bahkan tidak jelas apakah memang ada yang disebut "batas" dan "bagian dalam" lubang hitam.
Lantas, bagaimana hologram bisa bertahan di tepian lubang hitam. "Tak ada satu pun yang mengetahui bagaimana ini bisa terjadi," katanya seperti dikutip BBC, kemarin.