Sabtu, 5 September 2015 11:58
KOMPAS TV
Komjen Budi Waseso dicopot dari jabatannya sebagai Kabareskrim
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -Kamis (3/9/2015) malam pukul 23.10 WIB, Komjen Budi Waseso
masih menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerjanya, Bareskrim Polri. Di
saat sibuk bekerja, tiba-tiba handphone Komjen Buwas, panggilan
akrabnya, berdering. Dari ujung telepon, suara yang sangat ia kenal
memberitahunya bahwa Buwas dirotasi dari jabatan Kabareskrim menjadi
Kepala BNN.
Begitu handphone ditutup, Buwas langsung membereskan pekerjaannya. Ia pulang ke rumah dinasnya di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Sesampainya di rumah, Buwas menceritakan kepada anak-istrinya perihal pegeseran jabatannya.
"Istri dan anak saya terima, dukung lah. Mereka akan tetap semangat seperti saya. Di rumah saya sempat menonton televisi ternyata berita soal pergeseran itu sudah ramai. Setelah itu saya tidur dan sampai hari ini saya masih Kabareskrim," ujar Komjen Buwas ketika ditemui di Kantor Bareskrim Polri, Jumat (4/9).
Meski dilengserkan secara mendadak, Buwas mengaku tidak sakit hati. Begitu pula dengan istri dan anak-anaknya. "Istri saya tenang saja. Nanti kalau kamu ketemu juga tahu kalau istri saya itu tenang-tenang saja. Coba saja nanti kalau ketemu, dia aman, tenang," lanjut Buwas.
Bahkan, sang istri merasa bersyukur Buwas tak lagi menjabat Kabareskrim. "Malah, dia (istri) bersyukur, karena pasti kata istri saya, ini alhamdulillah, Tuhan telah menyelamatkan suami saya dari cercaan dan makian (masyarakat selama ini)," kata Buwas.
Buwas mengaku tidak berpikir sama sekali jika pencopotan sekaligus mutasi jabatannya dari Kabareskrim Polri menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini terkait intervensi pemerintah menyusul aksinya mengungkap kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di PT Pebuhan Indonesia (Pelindo) II.
Baginya, apa yang dialaminya saat ini sebatas mekanisme yang biasa terjadi di dalam korps Bhayangkara. Dan dirinya sebagai anggota Polri harus siap melaksanakannya. "Tugas di mana pun sebetulnya sama saja. Nggak ada masalah," ucapnya.
Begitu handphone ditutup, Buwas langsung membereskan pekerjaannya. Ia pulang ke rumah dinasnya di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Sesampainya di rumah, Buwas menceritakan kepada anak-istrinya perihal pegeseran jabatannya.
"Istri dan anak saya terima, dukung lah. Mereka akan tetap semangat seperti saya. Di rumah saya sempat menonton televisi ternyata berita soal pergeseran itu sudah ramai. Setelah itu saya tidur dan sampai hari ini saya masih Kabareskrim," ujar Komjen Buwas ketika ditemui di Kantor Bareskrim Polri, Jumat (4/9).
Meski dilengserkan secara mendadak, Buwas mengaku tidak sakit hati. Begitu pula dengan istri dan anak-anaknya. "Istri saya tenang saja. Nanti kalau kamu ketemu juga tahu kalau istri saya itu tenang-tenang saja. Coba saja nanti kalau ketemu, dia aman, tenang," lanjut Buwas.
Bahkan, sang istri merasa bersyukur Buwas tak lagi menjabat Kabareskrim. "Malah, dia (istri) bersyukur, karena pasti kata istri saya, ini alhamdulillah, Tuhan telah menyelamatkan suami saya dari cercaan dan makian (masyarakat selama ini)," kata Buwas.
Buwas mengaku tidak berpikir sama sekali jika pencopotan sekaligus mutasi jabatannya dari Kabareskrim Polri menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini terkait intervensi pemerintah menyusul aksinya mengungkap kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di PT Pebuhan Indonesia (Pelindo) II.
Baginya, apa yang dialaminya saat ini sebatas mekanisme yang biasa terjadi di dalam korps Bhayangkara. Dan dirinya sebagai anggota Polri harus siap melaksanakannya. "Tugas di mana pun sebetulnya sama saja. Nggak ada masalah," ucapnya.