Selasa, 06 Oktober 2015
Mesir pada hari Senin (5/10) mengisyaratkan dukungan untuk serangan udara Rusia baru-baru ini di Suriah, mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk memerangi "terorisme" di negara yang dilanda perang.
"Perang melawan terorisme di Suriah ... tidak hanya didukung oleh Mesir, tetapi oleh semua negara di dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid dalam sebuah wawancara televisi.
Rusia mulai misi tempur terbang di Suriah pada 30 September dalam eskalasi utama dukungan militer untuk rezim Bashar al-Assad.
Sementara Moskow mengatakan menargetkan posisi ISIS di Suriah, AS dan sekutunya mengatakan serangan udara Rusia menargetkan oposisi "moderat" pasukan yang melawan rezim Assad.
Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, berbicara kepada saluran televisi Al-Arabiya, juga mengatakan serangan udara Rusia dimaksudkan untuk "memerangi terorisme".
"Kami percaya intervensi Rusia [di Suriah], mengingat kemampuannya, akan berfungsi untuk membatasi terorisme di Suriah dan akhirnya memberantas itu," katanya.
Suriah telah dicengkeram oleh pertempuran sengit sejak rezim Assad menindak protes anti-pemerintah -yang dimulai pada Maret 2011 sebagai bagian dari "Musim Semi Arab"- dengan keganasan tak terduga.
Menurut PBB, lebih dari 250.000 orang tewas sejak berlangsungnya konflik.
Hubungan Mesir-Rusia telah berkembang lebih dekat sejak 2013, ketika militer Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Morsi, pemimpin pertama negara itu yang dipilih secara demokratis.
Presiden Mesir hasil kudeta Abdel-Fattah al-Sisi, telah mengunjungi Rusia empat kali, terakhir pada bulan Agustus, ketika para pejabat Rusia mengumumkan rencana untuk membantu Mesir membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama.
Sumber: middleeastmonitor