Selasa, 06 Oktober 2015
Sebuah studi terkini di Inggris mengatakan bahwa poligami bisa memperpanjang umur hingga 12 persen. Setelah melakukan analisis terhadap praktek poligami di hampir 140 negara, Virpi Lummaa, seorang ekolog dari University of Sheffield, Inggris menyebutkan bahwa pria yang melakukan poligami cenderung lebih panjang umur hingga 12 persen daripada pria yang monogami.
Tidak hanya pria, wanita yang dipoligami pun ternyata lebih panjang umur. Sebuah fenomena yang disebut para peneliti sebagai 'efek nenek' bisa menjelaskan mengapa wanita yang dipoligami punya umur lebih panjang, terutama setelah melewati masa menopause.
Lumma mengatakan bahwa setiap 10 menit seorang wanita berhasil melewati masa menopause, kebahagiaanya akan bertambah 2 kali lipat. Peneliti mengatakan bahwa banyaknya cucu dan perhatian dari anak-anaknya membuat ia lebih bahagia dan ingin hidup lebih lama.
Sementara itu, pria yang mmelakukan poligami disebut peneliti masih memiliki alat reproduksi yang bagus hingga umur 60, 70, bahkan 80 tahun. “Hal itulah yang yang kemungkinan memperpanjang hidupnya,” ujar Lumma seperti dikutip dari Redorbit.
Lumma dan timnya membandingkan negara-negara yang melakukan praktik poligami dengan negara yang monogami, dan hasilnya ternyata mereka yang melakukan praktik poligami memang lebih sehat dan memiliki nutrisi yang lebih baik ketimbang mereka yang monogami.
Peneliti mengatakan bahwa rahasia dari manfaat poligami berasal dari istri. Suami yang memiliki istri banyak, yang bisa mengurus dirinya dengan baik sudah tentu akan memiliki kesehatan yang lebih baik. Mereka juga akan lebih bahagia karena memiliki banyak anak dan kehidupan seksnya terpenuhi terus.
“Kebutuhan seks yang terpenuhi membuat kesuburan tetap bertahan meski sudah memasuki usia abu-abu. Dan kesuburan seseorang sangat berpengaruh terhadap fungsi hormon yang mengatur metabolisme tubuh. Semakin baik kesuburannya, semakin baik pula kinerja hormon dan itu membuat seseorang tetap sehat,” jelas Lumma.
Manfaat poligami lainnya yang disebut peneliti yakni adanya dorongan dan motivasi untuk terus menghidupi dan memberi nafkah untuk anak dan istrinya. Menurut antropolog Chris Wilson dari Cornell University in Ithaca, New York, hipotesis tersebut sangat masuk akal.
Namun yang paling penting dalam poligami adalah perhatian suami terhadap semua istri dan anak-anaknya. “Suami yang melakukan poligami akan lebih panjang umur hanya jika ia bisa memperhatikan dan memperlakukan semua istri dan anak-anaknya dengan adil,” ujar Wilson.