Selasa, 06 Oktober 2015
Ikhwanul Muslimin Suriah menegaskan bahwa melawan "pendudukan militer secara terang-terangan" di Suriah adalah tugas bagi semua orang yang mampu mengangkat senjata.
"Kami, Ikhwanul Muslimin Suriah, menekankan bahwa agresi terang-terangan ini terhadap negara kita dan rakyat kita secara langsung menempatkan Rusia bersama Iran sebagai mitra rezim kriminal dalam pembunuhan rakyat kita dan kehancuran negara kita," Omar Mushaweh, juru bicara resmi IM Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency (5/10/2015).
"Rakyat Suriah melihat pasukan Rusia sebagai pasukan pendudukan yang terlibat dalam menumpahkan darah rakyat Suriah. Ini adalah hak orang yang dijajah untuk menggunakan segala cara yang sah untuk membebaskan tanah mereka dan mengusir penjajah," tambahnya.
Mushaweh mengatakan Rusia akan kecewa jika berpikir bahwa untuk mempertahankan kepentingannya di Suriah adalah dengan melindungi rezim Al-Assad; Suriah akan mengulangi pengalaman Rusia di Afghanistan dan Chechnya, ia memperingatkan. Dia menambahkan bahwa IM akan terus memerangi mereka seperti yang sudah dilakukan dengan Iran dan Hizbullat lima tahun yang lalu.
IM Suriah menegaskan, pada hari Sabtu, bahwa pertempuran hari ini adalah tugas dari setiap orang yang mampu mengangkat senjata.
Kelompok IM menyerukan semua faksi, brigade, etnis dan agama di Suriah, untuk bekerja sama mengalahkan penjajah; mengatakan bahwa melindungi tanah air harus menjadi prioritas pertama diatas kepentingan individu.
IM Suriah menolak intervensi Rusia, mengatakan bahwa invasi ini tidak dapat dibenarkan untuk melindungi seorang presiden yang kehilangan legitimasinya. Rezim yang ingin melindungi dirinya dari kejatuhan tak terelakkan saat menghadapi pemberontakan besar-besaran, saat rakyat menuntut hak hukum dan kehidupan yang layak seperti negara yang merdeka, tidak di bawah dalih palsu memerangi terorisme, Mushaweh menjelaskan.
Pernyataan itu menekankan bahwa Rusia tidak akan mampu menjadi penengah yang netral dalam masalah Suriah karena akan selalu menentang perjuangan revolusi Suriah.
Sumber: Middle East Monitor
Diterjemahkan: Middle EAST Update