Selama menjabat di Pemprov DKI Jakarta,
sejumlah program direncanakan Basuki Tjahaja Purnama. Beberapa dari
program itui sebenarnya sudah ada sejak dulu namun tak ada yang berani
mengeksekusi.
Sebut saja seperti penertiban PKL, penggusuran rumah dan penertiban pasar. Setelah menjadi gubernur, Ahok, sapaan Basuki, memutuskan nekat membersihkan kawasan yang dianggap tak tertib sekalipun lawannya warga itu sendiri.
Anak buah pun dituntutnya berani. Bawahan yang kerja memble akan ditinggalkan Ahok. Sebab dia yakin masalah Jakarta akan selesai bila semua saling bekerja sama.
"Kalau enggak bagus gimana? Gampang, kita ada 3 prinsip, pertama pecat, kedua pecat dan ketiga pecat!," tegas Ahok, pada Jumat lalu.
Ahok menambahkan, Jakarta bukan hanya butuh pegawai yang hanya cerdas saja. Tapi kecepatan bekerja dan ketelitian juga sangat diperlukan.
Dia menilai, sikap tegas itu bukan karena tak menghargai jerih payah anak buahnya. Tapi dia berdalih, semua demi kepentingan warga Jakarta.
"Saya bukan tidak menghargai kerja (pegawai) yang cerdas, itu sudah bagus tapi Jakarta ini butuh pegawai cerdas dan cepat kerjanya. Ibu kota Jakarta ini tidak butuh pegawai lambat," paparnya.
Ahok yakin banyak pegawai yang masih bersedia bekerja sama dengannya membangun Jakarta melalui sejumlah program yang digagas. Tapi saking banyaknya program yang dibuat Ahok tak jarang bawahannya bingung sendiri.
Hal itu terjadi saat Ahok berniat mengalihfungsikan kantor Suku Dinas Ketenagakerjaan di Jakarta Timur. Ahok berniat menjadikan kantor itu sebagai rumah susun sewa (rusunawa).
Apa yang terjadi?
Rumah susun menjadi salah satu program andalan Ahok mengingat banyak hunian warga yang ilegal yang ditertibkan karena dampak pengerjaan proyek.
"Kantor Sudin Tenaga Kerja di Jakarta Timur mau kami ambil. Ada dua hektar lebih lahan untuk bikin rusun dan di bawahnya ada kantor," ujar Ahok percaya diri.
Setelah dikonfirmasi kebenaran rencana itu ke Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana, dia kaget. Dia membantah kantor Sudin Ketenagakerjaan akan dibongkar menjadi rusun.
Dijelaskan dia, Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sudinakertrans) Jakarta Timur yang berada di Jalan DR Sumarno, Klender, nyatanya berada dalam satu kawasan dengan kantor Pemerintahan Kota Jakarta Timur.
"Lah, kan Kantor Sudinakertrans Jaktim gabung sama kita. Di Jalan Dokter Sumarno, itu kantor baru Wali Kota Jaktim. Kalau kantor kami dijadiin rumah susun, kami mau berkantor di mana nanti?" ujar Bambang.
Meski didesak, berulang kali Bambang membantah. Lalu siapa yang salah?
Dia menduga, mantan bupati Belitung Timur itu sedang banyak pikiran hingga salah sebut.
"Mungkin Bapak (Ahok) lagi banyak pikiran," ujar Bambang singkat.
Ditambahkannya, mungkin yang dimaksud adalah kantor BLK Sudinakertrans. "Apa Balai Latihan Kerja (BLK) yang mau dijadikan rusun? Kalau kantor BLK Sudinakertrans Jakarta Timur, ada di Cijantung, bukan di Klender," pungkasnya.
Ahok belum menanggapi lebih jauh soal kesalahannya tersebut.
Tepuk Jidat, Ahok Ralat Pernyataannya soal Rusun Kantor Sudinakertrans Jaktim
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung menepuk jidat dan buru-buru mengklarifikasi pernyataannya perihal rencana pembongkaran Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sudinakertrans) Jakarta Timur menjadi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) terpadu. Basuki mengatakan bahwa pernyataan yang diucapkan pada Senin (31/8/2015) pagi tadi salah.
"Eh (kantor Sudinakertrans Jakarta) Utara maksud saya. He-he-he, salah saya. Ha-ha-ha, iya salah nih saya," kata Basuki seraya masuk ke dalam mobil dinasnya, di Balai Kota, Senin petang.
Kendati demikian, Basuki tidak mengetahui berapa unit rusun yang akan dibangun di sana. Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pemprov DKI Ika Lestari Aji mengatakan, lahan Sudinakertrans Jakarta Utara yang terletak di Jalan Plumpang, Sunter, Nomor 41, akan digunakan untuk pembangunan rusunawa terpadu
Menurut Ika, rusun itu akan dilengkapi dengan kantor dan pasar. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pemprov DKI memprioritaskan unit rusun di Kantor Sudinakertrans Jakarta Utara untuk warga relokasi Cakung Drain dan Kali Sunter.
Setelah dipergunakan bagi warga relokasi, unit rusun juga diperuntukkan bagi pekerja prasarana dan sarana umum (PPSU).
Rencananya, ada 750-1.000 unit yang akan dibangun di sana. "Jadi, Pak Ahok (Basuki) lupa, di lahan Sudinakertrans (Jakarta Timur) itu enggak ada lahan, menyatu dengan Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Yang benar rusunnya dibangun di lahan Kantor Sudinakertrans Jakarta Utara. Tahun ini, kami mulai bikin basic design, dan tahun depan mudah-mudahan sudah mulai lelang, dan kami bangun," kata Ika.
Pemprov DKI sebelumnya telah membongkar Kantor Sudin Pekerjaan Umum Jakarta Timur yang terletak di Jalan Jatinegara Barat. Kantor itu dibongkar untuk pembangunan Rusunawa Jatinegara Barat, dan kini telah ditempati oleh warga relokasi Kampung Pulo.
sumber: merdeka.com dan kompas.com
Sebut saja seperti penertiban PKL, penggusuran rumah dan penertiban pasar. Setelah menjadi gubernur, Ahok, sapaan Basuki, memutuskan nekat membersihkan kawasan yang dianggap tak tertib sekalipun lawannya warga itu sendiri.
Anak buah pun dituntutnya berani. Bawahan yang kerja memble akan ditinggalkan Ahok. Sebab dia yakin masalah Jakarta akan selesai bila semua saling bekerja sama.
"Kalau enggak bagus gimana? Gampang, kita ada 3 prinsip, pertama pecat, kedua pecat dan ketiga pecat!," tegas Ahok, pada Jumat lalu.
Ahok menambahkan, Jakarta bukan hanya butuh pegawai yang hanya cerdas saja. Tapi kecepatan bekerja dan ketelitian juga sangat diperlukan.
Dia menilai, sikap tegas itu bukan karena tak menghargai jerih payah anak buahnya. Tapi dia berdalih, semua demi kepentingan warga Jakarta.
"Saya bukan tidak menghargai kerja (pegawai) yang cerdas, itu sudah bagus tapi Jakarta ini butuh pegawai cerdas dan cepat kerjanya. Ibu kota Jakarta ini tidak butuh pegawai lambat," paparnya.
Ahok yakin banyak pegawai yang masih bersedia bekerja sama dengannya membangun Jakarta melalui sejumlah program yang digagas. Tapi saking banyaknya program yang dibuat Ahok tak jarang bawahannya bingung sendiri.
Hal itu terjadi saat Ahok berniat mengalihfungsikan kantor Suku Dinas Ketenagakerjaan di Jakarta Timur. Ahok berniat menjadikan kantor itu sebagai rumah susun sewa (rusunawa).
Apa yang terjadi?
Rumah susun menjadi salah satu program andalan Ahok mengingat banyak hunian warga yang ilegal yang ditertibkan karena dampak pengerjaan proyek.
"Kantor Sudin Tenaga Kerja di Jakarta Timur mau kami ambil. Ada dua hektar lebih lahan untuk bikin rusun dan di bawahnya ada kantor," ujar Ahok percaya diri.
Setelah dikonfirmasi kebenaran rencana itu ke Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana, dia kaget. Dia membantah kantor Sudin Ketenagakerjaan akan dibongkar menjadi rusun.
Dijelaskan dia, Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sudinakertrans) Jakarta Timur yang berada di Jalan DR Sumarno, Klender, nyatanya berada dalam satu kawasan dengan kantor Pemerintahan Kota Jakarta Timur.
"Lah, kan Kantor Sudinakertrans Jaktim gabung sama kita. Di Jalan Dokter Sumarno, itu kantor baru Wali Kota Jaktim. Kalau kantor kami dijadiin rumah susun, kami mau berkantor di mana nanti?" ujar Bambang.
Meski didesak, berulang kali Bambang membantah. Lalu siapa yang salah?
Dia menduga, mantan bupati Belitung Timur itu sedang banyak pikiran hingga salah sebut.
"Mungkin Bapak (Ahok) lagi banyak pikiran," ujar Bambang singkat.
Ditambahkannya, mungkin yang dimaksud adalah kantor BLK Sudinakertrans. "Apa Balai Latihan Kerja (BLK) yang mau dijadikan rusun? Kalau kantor BLK Sudinakertrans Jakarta Timur, ada di Cijantung, bukan di Klender," pungkasnya.
Ahok belum menanggapi lebih jauh soal kesalahannya tersebut.
Tepuk Jidat, Ahok Ralat Pernyataannya soal Rusun Kantor Sudinakertrans Jaktim
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung menepuk jidat dan buru-buru mengklarifikasi pernyataannya perihal rencana pembongkaran Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sudinakertrans) Jakarta Timur menjadi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) terpadu. Basuki mengatakan bahwa pernyataan yang diucapkan pada Senin (31/8/2015) pagi tadi salah.
"Eh (kantor Sudinakertrans Jakarta) Utara maksud saya. He-he-he, salah saya. Ha-ha-ha, iya salah nih saya," kata Basuki seraya masuk ke dalam mobil dinasnya, di Balai Kota, Senin petang.
Kendati demikian, Basuki tidak mengetahui berapa unit rusun yang akan dibangun di sana. Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pemprov DKI Ika Lestari Aji mengatakan, lahan Sudinakertrans Jakarta Utara yang terletak di Jalan Plumpang, Sunter, Nomor 41, akan digunakan untuk pembangunan rusunawa terpadu
Menurut Ika, rusun itu akan dilengkapi dengan kantor dan pasar. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pemprov DKI memprioritaskan unit rusun di Kantor Sudinakertrans Jakarta Utara untuk warga relokasi Cakung Drain dan Kali Sunter.
Setelah dipergunakan bagi warga relokasi, unit rusun juga diperuntukkan bagi pekerja prasarana dan sarana umum (PPSU).
Rencananya, ada 750-1.000 unit yang akan dibangun di sana. "Jadi, Pak Ahok (Basuki) lupa, di lahan Sudinakertrans (Jakarta Timur) itu enggak ada lahan, menyatu dengan Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Yang benar rusunnya dibangun di lahan Kantor Sudinakertrans Jakarta Utara. Tahun ini, kami mulai bikin basic design, dan tahun depan mudah-mudahan sudah mulai lelang, dan kami bangun," kata Ika.
Pemprov DKI sebelumnya telah membongkar Kantor Sudin Pekerjaan Umum Jakarta Timur yang terletak di Jalan Jatinegara Barat. Kantor itu dibongkar untuk pembangunan Rusunawa Jatinegara Barat, dan kini telah ditempati oleh warga relokasi Kampung Pulo.
sumber: merdeka.com dan kompas.com