Rossi, Antara Tangisan dan Poin Krusial

Rossi ingin menangis gagal meraih podium, namun meraih poin krusial (Foto: AFP)
Rossi ingin menangis gagal meraih podium, namun meraih poin krusial (Foto: AFP)
MISANORider Movistar Yamaha, Valentino Rossi hanya menempati urutan kelima di balapan MotoGP 2015 yang berlangsung di Sirkuit Misano Marco Simoncelli, Misano, San Marino. Namun banyak cerita yang tersirat dari raihan The Doctor.
 
Rossi sedianya kecewa sampai ingin menangis, karena gagal meraih sekaligus mempertahankan rekor podiumnya musim ini, dan yang membuatnya lebih kecewa, Rossi gagal membayar kecintaan publik Misano yang mendukungnya sepanjang akhir pekan kemarin.
Namun di satu sisi lainnya, Rossi puas dengan hasil yang diraihnya, karena ia mampu memperlebar jarak dengan rekannya, Jorge Lorenzo di klasemen pembalap sementara. Lorenzo terjatuh, dan melebarkan jarak di antara keduanya menjadi 23 poin dalam perebutan titel MotoGP musim ini.
“Saya kembali melakukan perubahan motor lagi dan akhirnya finis di urutan lima. Saya ingin menangis! Saya mengharapkan hasil yang lebih baik, juga karena saya punya potensi hebat di sirkuit kering dan basah. Saya tak berpikir bisa menang, karena meraih kemenangan hari ini berarti Anda harus membebaskan pikiran dari perebutan titel, dan mengambil resiko, terutama dengan trek yang licin saat mengering,” terang Rossi diberitakan Crash, Senin (14/9/2015).
“Sudah jelas berada di podium merupakan target saya sejak awal, di depan Misano dan orang-orang pada atmosfer spesial ini. Tapi di sisi lainnya, dengan terjatuhnya Jorge, saya memperlebar keunggulan poin dan ini yang paling penting. Untuk kejuaraan ini baik dan hasil yang penting,” lanjutnya.
(fmh)