Para buruh menunaikan janjinya untuk kepung Istana hari ini, Selasa, 1 September 2015.
Ribuan buruh melakukan long march dari Patung Kuda, Thamrin, menuju Istana Merdeka. Meskipun Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengimbau buruh tak lakukan long march, buruh tetap merangsek masuk.
"Polisi jangan halangi kami. Jangan provokasi kami!" teriak orator aksi dari pikap dengan suara yang terdengar hingga radius 50 meter. Sang orator juga meneriakkan kepada buruh jangan masuk dan berhenti di Monumen Nasional. "Kalau di Monas artinya tunduk pada kemauan pemerintah. Kita di sini mau suarakan kepentingan kita, biar yang di dalam Istana tahu suara kita!"
Massa berseragam biru dari Brigade Serikat Pekerja Seluruh Indonesia berada di barisan terdepan, disusul barisan massa berseragam merah dari Garda Metal Merah dan massa berseragam hijau dari Green Force FSP KEP KSPI. "Jangan cuma duduk. Kita dilatih tidak untuk duduk saja!"
Massa sesekali berhenti. "Rapatkan barisan. Jangan sampai terputus!" kata orator. Lagu Darah Juang dan Halo-halo Bandung silih berganti dengan lagu Iwan Fals berjudul Bongkar. "Maju terus buruh!" yang disambut dengan teriakan-teriakan buruh.
Sebelumnya Kapolda Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengimbau buruh berorasi di Silang Monas. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempersilakan buruh berorasi di Balai Kota. Namun, buruh menganggap suara mereka harus disampaikan di depan Istana Merdeka.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuturkan ada 35 ribu massa buruh yang siap membanjiri Istana Merdeka pada 1 September 2015. Said Iqbal menjelaskan, massa yang datang berasal dari 40 federasi yang tergabung dalam 4 federasi: KSPI, KSBSI, KSPSI, dan KPKPBI.
Said mengatakan massa akan berkumpul di patung kuda sekitar pukul 10.00 lalu bergerak ke Istana Merdeka untuk berorasi. "Usai orasi, sekitar pukul 13.00 massa akan dibagi dua lalu long march ke Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan," kata dia.
Timboel Siregar sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia menuturkan, aksi ini dilatarbelakangi oleh tindakan kesewenangan perusahaan akhir-akhir ini. "Ada banyak buruh di-PHK alasannya rupiah melemah sehingga keuangan perusahaan terpuruk, belum lagi kebakaran di Mandom yang menewaskan buruh," kata dia.
Adapun sepuluh tuntutan buruh adalah:
1. Turunkan harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan makanan pokok
2. Tolak pemutusan hubungan kerja akibat pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi
3. Tolak pekerja asing atau mewajibkan pekerja asing berbahasa Indonesia
4. Perbaiki layanan kesehatan
5. Naikkan upah minimum 22 persen
6. Angkat pekerja kontrak dan outsourcing jadi karyawan tetap dan guru honorer jadi pegawai negeri sipil
7. Revisi peraturan pemerintah jaminan pensiun setara dengan PNS
8. Bubarkan Pengadilan Hubungan Industrial
9. Pidanakan perusahaan pelanggar keselamatan dan kesehatan kerja
10. Sahkan Rancangan Undang-Undang Pembantu Rumah Tangga.
Sumber: TEMPO
Foto: Sujadi Siswo/channelnewsasia.com