Minggu, 06 September 2015
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menganggap tudingan yang dilayangkan salah satu tokoh Indonesia di New York, Imam Shamsi Ali terkait pertemuannya dengan Donald Trump diwarnai sejumlah fitnah. Fadli Zon mengancam melayangkan somasi terkait ini.
Pertama, Fadli Zon keberatan dengan tudingan Shamsi bahwa kehadirannya dalam konferensi pers Trump sebagai bentuk dukungan pimpinan DPR terhadap Trump, yang sedang berkampanye untuk menjadi Presiden Amerika Serikat.
"Tidak ada dukungan atau semacam itu. Memangnya kita punya suara atau pengaruh mendukung bakal capres AS? Donal Trump calon pun belum. Ia adalah invidual yang berusaha dapatkan dukungan dari Partai Republik," kata Fadli dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (5/9/2015) malam.
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, dirinya dan rombongan termasuk Ketua DPR Setya Novanto baru saja mengadakan pertemuan tertutup dengan Donal Trump di lantai 26, Trump Plaza, New York. Namun, saat turun ke lobi plaza, pihaknya tidak sengaja menyaksikan lautan manusia dan Trump melakukan konferensi pers di mana banyak pamflet dukungan untuk Trump sebagai Presiden AS.
"Sebagai sopan-santun orang timur, kami nonton melihat sampai konferensi pers usai," tukas Fadli.
Kedua, Fadli Zon merasa direndahkan dengan pernyataan Shamsi Ali yang menyebut, pihaknya sebagai pimpinan DPR hanya diterima selama tiga menit saja oleh pengusaha sukses asal Paman Sam tersebut. Fadli Zon sungguh tersinggung.
"Anda merendahkan kami dengan mengatakan hanya diterima 3 menit untuk memperlihatkan muka di panggung. Anda menyimpulkan tanpa meneliti dulu apa yang kami bicarakan dan Anda tak tahu ada pertemuan sebelumnya," ujar Fadli kesal.
Fadli membantah, keberadaan dirinya bersama pimpinan lain di belakang Trump saat konferensi pers, adalah sebagai bentuk meruntuhkan martabat dan kewibawaan bangsa. Kata Fadli, justru hal itu sebagai bentuk kebanggaan bertemu dengan pengusaha yang masih percaya dengan Indonesia walau keadaan ekonomi sedang terpuruk.
"Saya sendiri merasa terhormat bertemu Donald Trump. Kami bukan ketemu seorang koruptor, penjahat perang atau kriminal, tapi pengusaha sukses yang berinvestasi di Indonesia," ujar Fadli.
Selanjutnya, Fadli menganggap tudingan Shamsi salah alamat dengan menyebut bahwa pihaknya ke Amerika Serikat untuk bertemu Kongres AS yang sejatinya sedang reses. Fadli mengungkapkan, pihaknya hadir untuk bertemu pimpinan parlemen se-dunia, bukan anggotanya.
"Tidak ada hubungan dengan anggota Kongres AS sedang reses. Ini ngawur sekali Anda, seolah kami datang ke New York untuk ketemu anggota Kongres," tukas dia.
Fadli juga keberatan dengan tudingan bahwa kunjungan pihaknya ke New York hanya modus untuk melakukan jalan-jalan dan banyak menghabiskan uang untuk berbelanja. Kendati demikian, Fadli tidak membantah, ia juga sempat berbelanja.
"Ini fitnah, kalau "mereka" maksudnya anggota delegasi. Kami tidak ada jalan-jalan, kecuali saya ke toko buku Strand dan Barnes and Noble," ungkap dia.
Fadli menyayangkan tudingan Shamsi yang terlebih dahulu tidak melakukan konfirmasi atau tabayyun. Fadli juga heran, dengan seruan Shamsi untuk menyebarkan tudingannya melalui situs jejaring sosial facebook.
"Harusnya tanya dulu pada kami. Seperti ajaran Islam "tabayyun". Apalagi Anda adalah seorang tokoh agama," ucap dia.
Fadli yakin, pertemuan pihaknya dengan Trump adalah penting dan tidak sia-sia. Fadli juga sempat mengungkapkan, pertemuan itu tanpa menggunakan biaya negara. "Bagi saya penting saja ketemu Donald Trump. Tak pakai biaya," kata Fadli.
Dalam waktu dekat, Fadli meminta Imam Masjid New York itu mengoreksi tudingan yang kadung tersebar luas di sosial media tersebut. "Namun jika tidak, saya akan melayangkan somasi sebagai pelanggaran terhadap UU ITE. Saya akan tunjuk pengacara saya," pungkas Fadli mengancam.
Sumber: Metrotvnews
***
Oh ya, sekedar informasi, Shamsi Ali ini pendukung Jokowi saat Pipres. Shamsi Ali juga pernahbertemu dengan Donald Trump. (Baca: Donald Trump pun Menjabat Tangannya dengan Terpingkal-pingkal)
Donald Trumpt (dua dari kiri), Shamsi Ali (paling kanan) [sumber: kabardahlaniskan.com] |
Imam Masjid New York Dukung Jokowi-JK
Imam Islamic Center New York, AS, Shamsi Ali mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua: Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Salah satu tokoh Islam dari Indonesia itu mantap mendukung Jokowi-JK dalam Pemilihan Presiden 2014 setelah menentukan pilihan berdasarkan ijtihad politik dan arahan hati nuraninya.
Berdasarkan nurani dan ijtihad politiknya, pasangan Jokowi-JK terbaik dari yang ada. Tokoh yang dinobatkan sebagai satu dari tujuh pemimpin agama paling berpengaruh di New York oleh New York Magazine (2006) itu menyatakan dukungannya ke pasangan itu di grup Facebook miliknya, Imam Shamsi Ali, yang ia unggah pada 2 Juni 2014 lalu.
Shamsi menyadari keputusannya itu tak menyenangkan sebagian pihak. Pasalnya, ijtihad politiknya itu bertentangan dengan pilihan arus utama partai-partai berbasis Islam yang mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Alih-alih mengubah pilihannya, tokoh yang aktif dalam upaya membangun dialog dan kerjasama antarumat beragama di AS itu lebih mantap dengan ijtihad politiknya.
Menurutnya, perbedaan ijtihad politik tak boleh dijadikan alasan untuk menghakimi keimanan atau keislaman seseorang. Penilaian itu bukan hanya sempit, tapi juga sangat tak bijak. Imannya tetap kukuh dan komitmennya pada Islam pun tak luntur walau berbeda pilihan politik.
Menentukan pilihan hidup, termasuk politik, tambah Shamsi, semestinya didasarkan pada pilihan nurani yang independen. “Pilihan saya menjadi seorang muslim, bahkan menghabiskan umur dalam perjuangan di jalan dakwah juga karena pilihan independen,” kata Shamsi.
http://jurnalkota.com/imam-masjid-new-york-dukung-jokowi-jk/