Selasa, 08 September 2015
Assalamu'alaikum.. semoga penuh selamat.. berkah.. rahmah...
1, Malam ini Saya ingin kultwit ttg "Mengapa Kita Berpartai? | Road To Munas 4 PKS (2)"
2. Ada kaidah dalam manajemen, sumber energi utama dari sebuah aksi adalah alasan mengapa orang itu melakukannya.
3. Makin dalam alasan seseorang dalam melakukan sesuatu, maka main besar lesatan energi untuk melakukan sesuatu tersebut.
4. Seseorang yang bekerja untuk uang, dan seseorang yang bekerja untuk membebaskan anaknya dari penyakit, tentu punya kedalaman alasan yg beda.
5. Maka makin dalam alasannya, makin hebat aksinya. Makin bermakna alasannya, maka makin hebat daya juangnya. Begitupun sebaliknya.
6. PK-PKS telah melalui berbagai spektrum masa, dengan berbagai tantangannya. Partai ini melesat dalam ruang dan waktu sejarah Bangsa.
7. Sudah 4x pemilu kita lewati, 1999-2004-2009-2014 dan masing-masing memberi pelajaran yang teramat berharga.
8. Kita pernah mengalami lesatan raihan dari tahun 1999 ke 2004. Tetapi kita relatif stabil hingga 2014. Sebagian mengatakan stagnan.
9. Beberapa kader menyalahkan ini dan itu. Namun bukan semangat itu yang Saya ingin bagi malam ini. Mari kita mulai dengan semangat muhasabah.
10. Partai ini punya inner strength yang unik : KADER. Kita adalah partai yang paling jelas kadernya. Paling rapi kaderisasi. InsyaAllah.
11. Anda boleh cek kantor partai lain, relatif sepi dari kader, sebagian tidak terawat, dan jika rapat pun harus sedia uang ini itu. Tidak PKS.
12. Maka Kaderlah yang beperan penting dalam lesatan suara di 2004. Kader pulalah yang berperan penting dalam badai 2014. Bukan uang. Sorry.
13. Maka ketika kita mengalami stagnansi, harusnya yang pertama kali kita lihat adalah diri kita sendiri : Kader PKS.
14. Sebagian mengeluhkan semangat yang menurun, ruhiyah yang mengering, keberkahan yang terasa tercerabut..
15. Apapun yang antum rasakan hari ini, marilah kita kembali melihat diri...
16. Tua banget bahasaku ya.. ganti mode gaul aja.. capek mendayu dayu...
17. Menurut Saya, gairah kita mulai meredup, karena kita sudah mulai kehilangan alasan untuk berpartai. Kita kehilangan alasan untuk bergerak.
18. Dahulu kita punya idealisme ini dan itu, namun lambat laun, perjalanan politik melemahkan kita, hingga akhirnya kita kehilangan alasan.
19. Maka hari ini Saya ingin kita semua sebagai Kader PKS bertanya pada diri ttg satu hal : mengapa kita Berpartai?
20. Jika kita mampu menjawab dengan jawaban yang penuh makna, maka kita masih punya energi untuk bergerak. Namun jika bingung, gawat.
21. Bias-nya alasan berpartai kita juga kadang-kadang membuat kita hilang arah.
22. Ada yg ingin berpartai karena ingin membantu orang, melayani kesehatan, itu baik-baik saja. Tapi fungsi itu bisa dilakukan via yayasan.
23. Maka ijinkan erdin berbagi perasaan erdin kepada antum semua. Semoga kembali menggugah hati kita : mengapa kita berpartai.
24. Da'wah kita memiliki marotib atau tahapan dalam amal dakwah. Mulai dari binaul fardhi.. pembentukan diri.. sampai ustadziatul 'alam.
25. Lengkapnya, manhaj kita mengajarkan : perbaiki diri, perbaiki keluarga, perbaiki masyarakat, hingga perbaiki negara..
26. Dahulu, gerakan dakwah perbaikan ini kita mulai dengan membentuk pribadi-pribadi nya saja, tanpa berfikir membangun ini itu.
27. Fase ini disebut dengan mihwar tajnid. Atau pembentukan ‘junud’. Para pribadi yang siap mengemban tugas dakwah.
28. Ketika para junud ini mulai banyak, maka alur kehidupan berjalan, terjadilah pernikahan antar anggota untuk menjaga cita-cita gerakan.
29. Walau tidak menjadi syarat sah nikah, namun menikahi seseorang yang memiliki visi gerakan yang homogen adalah ‘manhaj’ gerak kita.
30. Setelah keluarga-keluarga ini terbentuk, resultan dakwah ini membesar dengan hadirnya ruang2 aktualisasi kader. Lahirlah yayasan2.
31. Potensi dan niat baik kader di tahapan ini disebut sebagai mihwar sya'bi, atau tahapan membentuk masyarakat.
32. Pada tahap pertama hingga tahap ke tiga, mobilisasi yang kader lakukan adalah mobilisasi horisontal. Atau mendatar.
33. Kita belum bisa mengorbitkan kader menjadi legislator atau regulator negara. Padahal ada tahapan berikutnya yaitu perbaikan negara.
34. Tanpa disangka, hadirlah momen reformasi di tahun 1998. Di tengah proses dakwah sya'bi yang belum sempurna, Allah beri momen.
35. Maka pada saat itu, melalui pembahasan yang cukup panjang dan rumit, lahirlah Partai Keadilan. Disanalah gerakan ini melembaga.
36. Keputusan ini adalah keputusan besar dalam simpang sejarah Indonesia, dimana kita sebagai elemen negeri ini, memilih jalur legal formal.
37. Kita sebagai pemilik negeri ini, menempuh jalur legal formal untuk kembali berniat mengelola negeri.. maka lahirlah kendaraan Partai.
38. Jadi kita berpartai untuk sebuah hal yang lebih dalam dan lebih kompleks dari membagi sembako. Jauh daripada itu..
39. Kita berpartai untuk melakukan mobilisasi vertikal ke ruang-ruang pos publik, pos pengelolaan negara. Agar hadir negara yang kuat. Gak naif.
40. Saat mulai masuk ke dakwah masyarakat, kita mulai melihat banyak regulasi yang tidak mendukung dakwah, maka kita demo...
41. Kita teriak di jalan, melakukan manajemen aksi, namun sekuat2nya hal itu dilakukan, kita hanya sampai pd tahap menggulingkan. Tdk mengelola.
42. Antum bisa menggulingkan seseorang lewat aksi jalanan, namun anda tidak bisa mengelola negara lewat jalanan. Negara punya prosedur berkelahi.
43. Negara menghadirkan ruang berkelahinya pemikiran-pemikiran, dibuatlah pemilu. Pada partailah kita menitipkan keterwakilan budaya dan nilai.
44. Darisana, lahirlah warna dari jajaran eksekutif, walau legislatif tidak memilih eksekutif, namun proporsi partai di DPR, mempengaruhi.
45. Makin besar porsi kursi sebuah partai, makin besar kesempatannya untuk mencalonkan calonnya sendiri.
46. Lahirlah eksekutif, dan porsi partai yang dominan, membuat pemerintahan yang kita jalankan efektif dan efisien.
47. Kita harus sadari, hadirnya PKS telah membawa banyak kebaikan, aleg yang bekerja optimal, tenaga ahli profesional, jauh banget sama yg lain.
48. Melembaganya kita secara formal, membuat kedudukan dan daya tawar dakwah menjadi diperhitungkan. Renungkan baik2.
49. Maka ana rasa, tiada lagi alasan untuk tidak berpartai. Tiada alasan untuk tidak bergerak bersama. Salam...
*dari kultwit @erdin034 (Senin, 08/09/2015)
1, Malam ini Saya ingin kultwit ttg "Mengapa Kita Berpartai? | Road To Munas 4 PKS (2)"
2. Ada kaidah dalam manajemen, sumber energi utama dari sebuah aksi adalah alasan mengapa orang itu melakukannya.
3. Makin dalam alasan seseorang dalam melakukan sesuatu, maka main besar lesatan energi untuk melakukan sesuatu tersebut.
4. Seseorang yang bekerja untuk uang, dan seseorang yang bekerja untuk membebaskan anaknya dari penyakit, tentu punya kedalaman alasan yg beda.
5. Maka makin dalam alasannya, makin hebat aksinya. Makin bermakna alasannya, maka makin hebat daya juangnya. Begitupun sebaliknya.
6. PK-PKS telah melalui berbagai spektrum masa, dengan berbagai tantangannya. Partai ini melesat dalam ruang dan waktu sejarah Bangsa.
7. Sudah 4x pemilu kita lewati, 1999-2004-2009-2014 dan masing-masing memberi pelajaran yang teramat berharga.
8. Kita pernah mengalami lesatan raihan dari tahun 1999 ke 2004. Tetapi kita relatif stabil hingga 2014. Sebagian mengatakan stagnan.
9. Beberapa kader menyalahkan ini dan itu. Namun bukan semangat itu yang Saya ingin bagi malam ini. Mari kita mulai dengan semangat muhasabah.
10. Partai ini punya inner strength yang unik : KADER. Kita adalah partai yang paling jelas kadernya. Paling rapi kaderisasi. InsyaAllah.
11. Anda boleh cek kantor partai lain, relatif sepi dari kader, sebagian tidak terawat, dan jika rapat pun harus sedia uang ini itu. Tidak PKS.
12. Maka Kaderlah yang beperan penting dalam lesatan suara di 2004. Kader pulalah yang berperan penting dalam badai 2014. Bukan uang. Sorry.
13. Maka ketika kita mengalami stagnansi, harusnya yang pertama kali kita lihat adalah diri kita sendiri : Kader PKS.
14. Sebagian mengeluhkan semangat yang menurun, ruhiyah yang mengering, keberkahan yang terasa tercerabut..
15. Apapun yang antum rasakan hari ini, marilah kita kembali melihat diri...
16. Tua banget bahasaku ya.. ganti mode gaul aja.. capek mendayu dayu...
17. Menurut Saya, gairah kita mulai meredup, karena kita sudah mulai kehilangan alasan untuk berpartai. Kita kehilangan alasan untuk bergerak.
18. Dahulu kita punya idealisme ini dan itu, namun lambat laun, perjalanan politik melemahkan kita, hingga akhirnya kita kehilangan alasan.
19. Maka hari ini Saya ingin kita semua sebagai Kader PKS bertanya pada diri ttg satu hal : mengapa kita Berpartai?
20. Jika kita mampu menjawab dengan jawaban yang penuh makna, maka kita masih punya energi untuk bergerak. Namun jika bingung, gawat.
21. Bias-nya alasan berpartai kita juga kadang-kadang membuat kita hilang arah.
22. Ada yg ingin berpartai karena ingin membantu orang, melayani kesehatan, itu baik-baik saja. Tapi fungsi itu bisa dilakukan via yayasan.
23. Maka ijinkan erdin berbagi perasaan erdin kepada antum semua. Semoga kembali menggugah hati kita : mengapa kita berpartai.
24. Da'wah kita memiliki marotib atau tahapan dalam amal dakwah. Mulai dari binaul fardhi.. pembentukan diri.. sampai ustadziatul 'alam.
25. Lengkapnya, manhaj kita mengajarkan : perbaiki diri, perbaiki keluarga, perbaiki masyarakat, hingga perbaiki negara..
26. Dahulu, gerakan dakwah perbaikan ini kita mulai dengan membentuk pribadi-pribadi nya saja, tanpa berfikir membangun ini itu.
27. Fase ini disebut dengan mihwar tajnid. Atau pembentukan ‘junud’. Para pribadi yang siap mengemban tugas dakwah.
28. Ketika para junud ini mulai banyak, maka alur kehidupan berjalan, terjadilah pernikahan antar anggota untuk menjaga cita-cita gerakan.
29. Walau tidak menjadi syarat sah nikah, namun menikahi seseorang yang memiliki visi gerakan yang homogen adalah ‘manhaj’ gerak kita.
30. Setelah keluarga-keluarga ini terbentuk, resultan dakwah ini membesar dengan hadirnya ruang2 aktualisasi kader. Lahirlah yayasan2.
31. Potensi dan niat baik kader di tahapan ini disebut sebagai mihwar sya'bi, atau tahapan membentuk masyarakat.
32. Pada tahap pertama hingga tahap ke tiga, mobilisasi yang kader lakukan adalah mobilisasi horisontal. Atau mendatar.
33. Kita belum bisa mengorbitkan kader menjadi legislator atau regulator negara. Padahal ada tahapan berikutnya yaitu perbaikan negara.
34. Tanpa disangka, hadirlah momen reformasi di tahun 1998. Di tengah proses dakwah sya'bi yang belum sempurna, Allah beri momen.
35. Maka pada saat itu, melalui pembahasan yang cukup panjang dan rumit, lahirlah Partai Keadilan. Disanalah gerakan ini melembaga.
36. Keputusan ini adalah keputusan besar dalam simpang sejarah Indonesia, dimana kita sebagai elemen negeri ini, memilih jalur legal formal.
37. Kita sebagai pemilik negeri ini, menempuh jalur legal formal untuk kembali berniat mengelola negeri.. maka lahirlah kendaraan Partai.
38. Jadi kita berpartai untuk sebuah hal yang lebih dalam dan lebih kompleks dari membagi sembako. Jauh daripada itu..
39. Kita berpartai untuk melakukan mobilisasi vertikal ke ruang-ruang pos publik, pos pengelolaan negara. Agar hadir negara yang kuat. Gak naif.
40. Saat mulai masuk ke dakwah masyarakat, kita mulai melihat banyak regulasi yang tidak mendukung dakwah, maka kita demo...
41. Kita teriak di jalan, melakukan manajemen aksi, namun sekuat2nya hal itu dilakukan, kita hanya sampai pd tahap menggulingkan. Tdk mengelola.
42. Antum bisa menggulingkan seseorang lewat aksi jalanan, namun anda tidak bisa mengelola negara lewat jalanan. Negara punya prosedur berkelahi.
43. Negara menghadirkan ruang berkelahinya pemikiran-pemikiran, dibuatlah pemilu. Pada partailah kita menitipkan keterwakilan budaya dan nilai.
44. Darisana, lahirlah warna dari jajaran eksekutif, walau legislatif tidak memilih eksekutif, namun proporsi partai di DPR, mempengaruhi.
45. Makin besar porsi kursi sebuah partai, makin besar kesempatannya untuk mencalonkan calonnya sendiri.
46. Lahirlah eksekutif, dan porsi partai yang dominan, membuat pemerintahan yang kita jalankan efektif dan efisien.
47. Kita harus sadari, hadirnya PKS telah membawa banyak kebaikan, aleg yang bekerja optimal, tenaga ahli profesional, jauh banget sama yg lain.
48. Melembaganya kita secara formal, membuat kedudukan dan daya tawar dakwah menjadi diperhitungkan. Renungkan baik2.
49. Maka ana rasa, tiada lagi alasan untuk tidak berpartai. Tiada alasan untuk tidak bergerak bersama. Salam...
*dari kultwit @erdin034 (Senin, 08/09/2015)