Rabu, 09 September 2015
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diminta tidak terlalu jauh mengatur soal ibadah umat beragama.
Hal tersebut menyusul keluarnya aturan jelang hari Idul Adha yang tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 168 Tahun 2015 tentang Pengendalian, Penampungan, dan Pemotongan Hewan.
[Dalam aturan ini Ahok larang hewan kurban disembelih di luar RPH]
“Untuk itu Gubernur Ahok, jangan terlalu jauh mengatur-atur terkait ibadah kurban ini, selama pelaksanaan kurban nanti, teratur, bersih dan dirapihkan kembali, serta tidak mengganggu masyarakat, kenapa tidak kita berikan jalan masyarakat yang akan berdagang dan menyembelih hewan kurbannya,” kata Politisi PKS Nasrullah dalam pernyataannya, Rabu (9/9/2015).
Nasrullah mengatakan sebagai seorang gubernur, Ahok mestinya tidak perlu mengatur orang beribadah terlalu jauh, karena kurban ini sudah masuk wilayah ibadah.
Kalau Gubernur sudah mengatur-atur masalah ibadah ini akan terjadi konflik. Karena orang ibadah itu dimana saja dan kapan saja, yang penting baik lokasinya, kemudian dibersihkan, tempatnya mencukupi, tidak mengganggu warga lainnya, silahkan saja, tidak perlu ada larangan.
“Dalam Islam, masuk kamar mandi saja kita diajarkan untuk beribadah dengan berdoa, ini orang mau sembelih hewan kurban di rumahnya, di masjidnya, kenapa nggak boleh, ini aturan darimana?” kata Nasrullah.
Anggota Komisi B DPRD DKI ini juga menjelaskan jika saat ini soal ibadah saja sudah dilarang maka hal itu justru akan merugikan Ahok, apalagi dirinya akan mencalonkan diri lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Aturan dan kebijakan yang tidak benar serta membuat keresahan di masyarakat jangan dikeluarkan. Saya di DPRD akan siap tempur kalau masalah ibadah sudah diganggu, oleh siapapun pemimpinnya,” ujarnya.
Berikutnya masih menurut Nasrullah, tidak mungkin PT. Dharma Jaya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyembelih kurban di tempat tersebut.
Perlu mekanisme yang jelas, mulai dari tukang potongnya, sampai pola penyalurannya, ini semua perlu diatur dengan baik.
"Kalau kurban yang disembelih dianggap kotor, toh pada akhirnya warga juga dapat membersihkan lokasi tersebut. Ini ada motif apa, tiba-tiba diberikan ke PT. Dharma Jaya?,” ungkap pria yang juga Bendahara Umum DPW PKS DKI Jakarta ini.
Kemudian terkait dengan pedagang hewan kurban, Haji Nas, sapaan akrab Nasrullah memandang, hal ini akan berdampak meningkatnya kondisi sosial ekonomi yang sedang lesu, karena banyak pedagang yang mungkin saja dapat menghidupkan keluarganya saat Idul Adha, mulai dari memelihara sampai menjual hewan ternak.
Selain itu juga, hubungan sosial terbangun hubungan antar warga, saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, saling memberi hewan kurban kepada tetangga dan kerabat.
Sumber: Tribunnews