jumat, 4 September 2015 18:37
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta
Basuki T Purnama alias Ahok mengatakan koruptor sebaiknya dimiskinkan
ketimbang di hukum mati. Ia menilai hukuman itu lebih pantas diterima
seorang warga yang hanya bisa merugikan negara.
"Saya lebih sepakat kalau koruptor dimiskinkan daripada harus dihukum mati, karena memiskinkan koruptor itu efeknya lebih kena (jera), koruptor jadi miskin karena hartanya dijual, keluarganya tersiksa lantaran miskin dan mereka dapat sanksi masyarakat seumur hidup," ujar Ahok pada saat melantik pejabat baru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (4/9).
Dengan begitu, lanjut Ahok, para lintah penghisap uang rakyat tersebut menjadi berpikir seribu kali saat akan mengulangi perbuatannya.
"Kalau di hukum mati kan, keluarganya masih dapat hartanya. Si koruptor mati, habis itu anak istrinya masih bisa nikmatin hartanya. Enak aja kalau begitu," tegasnya.
Lebih lanjut Mantan Bupati Belitung itu mengatakan masih banyaknya orang melakukan korupsi lantaran hukuman yang diberikan cukup ringan.
"Pejabat yang korupsi masih tetap aja ada. Mereka pikir kalau ngelakuin korupsi bakal kaya. Di pecat juga enggak ngaruh, di pecat lagi masih ada yang korupsi, ya meski dipecat kan bisa kaya, pikirannya (mereka) begitu," terangnya.
Ahok juga menuturkan ada pejabat yang korupsi uangnya buat foya-foya jalan keluar negeri, beli barang mewah salah satunya beli tas yang mahal harganya, sudah bosan dibuang.
"Dia enggak sayang beli tas mahal dibuang karena dari hasil korupsi itu. Dipecat juga nggak takut, udah kaya dari hasil korupsi. Jadi lebih baik dimiskinkan saja biar jera!," tegasnya.
Baca juga:
Fraksi PPP dukung dibentuk pansus kasus dugaan korupsi di Pelindo II
Eks Walkot Makassar ngeluh tak kunjung masuk persidangan
Wapres JK sebut belum ada Menteri PU diciduk KPK
PKB sebut Bareskrim garang usut korupsi bukan karena figur Waseso
Terbukti korupsi, warga Guatemala hadang mobil Presiden Molina
Figure terkait
Berita Terkait
"Saya lebih sepakat kalau koruptor dimiskinkan daripada harus dihukum mati, karena memiskinkan koruptor itu efeknya lebih kena (jera), koruptor jadi miskin karena hartanya dijual, keluarganya tersiksa lantaran miskin dan mereka dapat sanksi masyarakat seumur hidup," ujar Ahok pada saat melantik pejabat baru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (4/9).
Dengan begitu, lanjut Ahok, para lintah penghisap uang rakyat tersebut menjadi berpikir seribu kali saat akan mengulangi perbuatannya.
"Kalau di hukum mati kan, keluarganya masih dapat hartanya. Si koruptor mati, habis itu anak istrinya masih bisa nikmatin hartanya. Enak aja kalau begitu," tegasnya.
Lebih lanjut Mantan Bupati Belitung itu mengatakan masih banyaknya orang melakukan korupsi lantaran hukuman yang diberikan cukup ringan.
"Pejabat yang korupsi masih tetap aja ada. Mereka pikir kalau ngelakuin korupsi bakal kaya. Di pecat juga enggak ngaruh, di pecat lagi masih ada yang korupsi, ya meski dipecat kan bisa kaya, pikirannya (mereka) begitu," terangnya.
Ahok juga menuturkan ada pejabat yang korupsi uangnya buat foya-foya jalan keluar negeri, beli barang mewah salah satunya beli tas yang mahal harganya, sudah bosan dibuang.
"Dia enggak sayang beli tas mahal dibuang karena dari hasil korupsi itu. Dipecat juga nggak takut, udah kaya dari hasil korupsi. Jadi lebih baik dimiskinkan saja biar jera!," tegasnya.
Baca juga:
Fraksi PPP dukung dibentuk pansus kasus dugaan korupsi di Pelindo II
Eks Walkot Makassar ngeluh tak kunjung masuk persidangan
Wapres JK sebut belum ada Menteri PU diciduk KPK
PKB sebut Bareskrim garang usut korupsi bukan karena figur Waseso
Terbukti korupsi, warga Guatemala hadang mobil Presiden Molina
[did]