kamis, 10 September 2015 14:24
Merdeka.com - Demi untuk menyekolahkan anak-anaknya,
Yuniati, seorang buruh cuci di Ketandan Kulon, Imogiri, Bantul rela
menanggung utang hingga puluhan juta. Dia membeberkan, sampai saat ini
dia masih berutang dibanyak tempat dan totalnya lebih dari Rp 30 juta.
Tutup lobang, gali lobang sudah biasa dilakukannya selama bertahun-tahun. Namun dia tidak merasa khawatir meski kadang berhadapan dengan debt collector.
"Utang itu banyak, dulu saya sempat merasakan tiap hari harus bayar utang, dari Senin sampai Jumat, tiap hari bayar dari tempat yang berbeda," ungkapnya pada merdeka.com, Kamis (10/9).
Tidak hanya itu, dia pun sempat terlilit utang dengan lintah darat. Utang Rp 5 juta, namun dia harus membayar hingga Rp 19 juta.
"Saya pernah, setahun lebih itu, utang cuma Rp 5 juta, tapi bayar tiap bulannya Rp 1 juta lebih. Dari itu mencicilnya lebih dari setahun," terangnya.
Meski demikian dia tidak pernah memikirkan utang-utangnya itu. Dia tidak mau ambil pusing. Sedapatnya uang hasil mencuci, digunakannya untuk membeli beras, sisanya untuk membayar utang.
"Kalau saya pikir itu ya, mungkin saya sudah minum baygon. Jadi saya jalani saja. Dapat uang berapa pun yang penting bisa beli beras, sisanya untuk bayar hutang," ujarnya.
Berkat kegigihannya, kedua anaknya sukses mengenyam pendidikan hingga tinggi. Bahkan anak pertamanya, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) bisa kuliah hingga S3 di Universitas Hokaido, Jepang.
"Baru selesai ujian S3, tapi kemarin sudah telepon, izin mau lanjut pendidikan satu tahun di Jerman untuk gelar Doktor. Saya cuma bisa mendoakan," tandasnya.
Baca juga:
Perjuangan buruh cuci kuliahkan anak sampai S3 di Jepang
Darah kakek ini berhasil menyelamatkan nyawa jutaan bayi
Para difabel inspiratif ini bikin malu manusia normal
Menjadi imam salat antarkan tukang cireng berangkat haji
Tutup lobang, gali lobang sudah biasa dilakukannya selama bertahun-tahun. Namun dia tidak merasa khawatir meski kadang berhadapan dengan debt collector.
"Utang itu banyak, dulu saya sempat merasakan tiap hari harus bayar utang, dari Senin sampai Jumat, tiap hari bayar dari tempat yang berbeda," ungkapnya pada merdeka.com, Kamis (10/9).
Tidak hanya itu, dia pun sempat terlilit utang dengan lintah darat. Utang Rp 5 juta, namun dia harus membayar hingga Rp 19 juta.
"Saya pernah, setahun lebih itu, utang cuma Rp 5 juta, tapi bayar tiap bulannya Rp 1 juta lebih. Dari itu mencicilnya lebih dari setahun," terangnya.
Meski demikian dia tidak pernah memikirkan utang-utangnya itu. Dia tidak mau ambil pusing. Sedapatnya uang hasil mencuci, digunakannya untuk membeli beras, sisanya untuk membayar utang.
"Kalau saya pikir itu ya, mungkin saya sudah minum baygon. Jadi saya jalani saja. Dapat uang berapa pun yang penting bisa beli beras, sisanya untuk bayar hutang," ujarnya.
Berkat kegigihannya, kedua anaknya sukses mengenyam pendidikan hingga tinggi. Bahkan anak pertamanya, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) bisa kuliah hingga S3 di Universitas Hokaido, Jepang.
"Baru selesai ujian S3, tapi kemarin sudah telepon, izin mau lanjut pendidikan satu tahun di Jerman untuk gelar Doktor. Saya cuma bisa mendoakan," tandasnya.
Baca juga:
Perjuangan buruh cuci kuliahkan anak sampai S3 di Jepang
Darah kakek ini berhasil menyelamatkan nyawa jutaan bayi
Para difabel inspiratif ini bikin malu manusia normal
Menjadi imam salat antarkan tukang cireng berangkat haji
[hhw]