Sabtu, 5 September 2015 13:49 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris merasa malu dan sedih melihat kelakuan pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon yang menghadiri acara kampanye kandidat presiden AS Donald Trump.
"Ini tidak etis dan memalukan. Kita sebagai negara besar dijual di sana," kata Charles di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9/2015).
Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, tidak seharusnya Setya Novanto dan Fadli Zon berada di tengah-tengah acara kampanye Donald Trump. Bahkan yang sangat disayangkan, pin DPR masih terpasang di baju Setya Novanto saat menghadiri acara kampanye tersebut.
"Artinya dia (Setya Novanto) diperkenalkan sebagai Ketua DPR. Bukan sebagai pribadi," tuturnya.
Menurut Charles, Setya dan Fadli berangkat ke Amerika Serikat menggunakan uang negara. Dan sudah barang tentu kedatangan Setya dan Fadli ke kampanye Donald Trump menyakitkan perasaan bangsa Indonesia.
"Apa yang dilakukan (Setya dan Fadli) di tengah kampanye Donald Trump memalukan rakyat Indonesia," ujarnya.
Para pimpinan DPR kata Charles, harus memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban kepada para anggota dan tentunya kepada rakyat atas kejadian yang memalukan ini.
"Peristiwa ini juga menjadi ukuran kinerja dari BK DPR RI dalam menjaga nilai etika lembaga DPR," katanya.
"Ini tidak etis dan memalukan. Kita sebagai negara besar dijual di sana," kata Charles di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9/2015).
Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, tidak seharusnya Setya Novanto dan Fadli Zon berada di tengah-tengah acara kampanye Donald Trump. Bahkan yang sangat disayangkan, pin DPR masih terpasang di baju Setya Novanto saat menghadiri acara kampanye tersebut.
"Artinya dia (Setya Novanto) diperkenalkan sebagai Ketua DPR. Bukan sebagai pribadi," tuturnya.
Menurut Charles, Setya dan Fadli berangkat ke Amerika Serikat menggunakan uang negara. Dan sudah barang tentu kedatangan Setya dan Fadli ke kampanye Donald Trump menyakitkan perasaan bangsa Indonesia.
"Apa yang dilakukan (Setya dan Fadli) di tengah kampanye Donald Trump memalukan rakyat Indonesia," ujarnya.
Para pimpinan DPR kata Charles, harus memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban kepada para anggota dan tentunya kepada rakyat atas kejadian yang memalukan ini.
"Peristiwa ini juga menjadi ukuran kinerja dari BK DPR RI dalam menjaga nilai etika lembaga DPR," katanya.