Jumat, 11 September 2015 | 18:08 WIB
Terkait
- iPhone 6S Versi 16 GB Disarankan Dihindari
- Cara Alami Sembuhkan Infeksi Saluran Kemih
- Rizal Ramli: Kita Jangan Jadi Bangsa yang Kalah Mulu..!
- Di Korea Selatan, Nenek yang Rawat Cucunya Sendiri Digaji Rp 12 Juta Per Bulan
KOMPAS.com — Kelompok
teror Al Qaeda menyatakan perang terhadap rekan sejihadnya, kelompok
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pernyataan itu disampaikan pemimpin
Al Qaeda pengganti Osama bin Laden, Ayman Al Zawahiri, melalui pesan
audio yang diunggah melalui internet.
Al Zawahiri menuding pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Bhagdadi, telah melakukan "penghasutan" dan menganggap Al Bhagdadi bukanlah pemimpin seluruh Muslim.
"Semua orang terkejut oleh pernyataan Bhagdadi bahwa dia adalah khalifah keempat dalam sejarah Islam," kata dia.
"Dia (Bhagdadi) melakukan ini tanpa berkonsultasi dengan para Muslim," lanjut Zawahiri.
Sementara itu, pengamat kontra terorisme, Matthew Olsen, berpendapat, Zawahiri sampai saat ini belum bersedia secara terbuka mengecam Bhagdadi dan ISIS. Ini menunjukkan betapa dalam perpecahan antara pemimpin Al Qaeda dan ISIS.
"Perpecahan ini tak bisa direkonsiliasi kembali," kata Olsen.
"Jika ISIS dan Al Qaeda bersatu, itu akan mengerikan," tambah dia.
Olsen menyatakan, taktik misinformasi bisa membuat kedua kelompok itu saling mengancam.
Menurut seorang pejabat di sana, cabang ISIS yang dikenal sebagai kelompok Provinsi Khorasan Islam Suriah terus-menerus bertempur di Afganistan dan Pakistan melawan Taliban dan Al Qaeda.
"Saling bertempur membuat tugas kami lebih mudah," kata pejabat tersebut.
ISIS, yang awalnya merupakan cabang Al Qaeda di Irak, memisahkan diri dua tahun yang lalu.
Al Zawahiri menuding pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Bhagdadi, telah melakukan "penghasutan" dan menganggap Al Bhagdadi bukanlah pemimpin seluruh Muslim.
"Semua orang terkejut oleh pernyataan Bhagdadi bahwa dia adalah khalifah keempat dalam sejarah Islam," kata dia.
"Dia (Bhagdadi) melakukan ini tanpa berkonsultasi dengan para Muslim," lanjut Zawahiri.
Sementara itu, pengamat kontra terorisme, Matthew Olsen, berpendapat, Zawahiri sampai saat ini belum bersedia secara terbuka mengecam Bhagdadi dan ISIS. Ini menunjukkan betapa dalam perpecahan antara pemimpin Al Qaeda dan ISIS.
"Perpecahan ini tak bisa direkonsiliasi kembali," kata Olsen.
"Jika ISIS dan Al Qaeda bersatu, itu akan mengerikan," tambah dia.
Olsen menyatakan, taktik misinformasi bisa membuat kedua kelompok itu saling mengancam.
Menurut seorang pejabat di sana, cabang ISIS yang dikenal sebagai kelompok Provinsi Khorasan Islam Suriah terus-menerus bertempur di Afganistan dan Pakistan melawan Taliban dan Al Qaeda.
"Saling bertempur membuat tugas kami lebih mudah," kata pejabat tersebut.
ISIS, yang awalnya merupakan cabang Al Qaeda di Irak, memisahkan diri dua tahun yang lalu.
Editor | : Farid Assifa |
Sumber | : The Mirror |