Selasa, 15 September 2015 12:23
Merdeka.com - Sekretaris Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengungkapkan sejauh ini sudah
ada 500 warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
Menurutnya data tersebut bukan data pasti karena banyak versi dari data
tersebut.
"Dari data intelejen ada 500 sudah WNI yang di sana, tapi data polisi ada 200-an WNI yang ikut," katanya seusai menjadi pembicara dalam dialog pencegahan paham ISIS dikalangan mahasiswa di UMY, Yogyakarta, Selasa (15/9).
Banyak versi data tersebut menurutnya karena kesulitan melakukan pendataan siapa-siapa saja orang Indonesia yang pergi ke Suriah. Kebanyakan mereka tidak langsung pergi ke Suriah, tetapi ke negara lain dengan alasan umrah atau wisata.
"Kita baru tahu pasti itu ketika warga kita menjadi korban meninggal. Oh ternyata ini orang Indonesia, itu setelah ada rilis," tambahnya.
Meski tidak tahu secara pasti siapa-siapa saja yang direkrut oleh ISIS, namun pihaknya mengindikasi paham ISIS mencari target anak-anak muda yang masih mudah bimbang.
"Kelompok yang ada di sini merekrut anak-anak muda. Karena memang yang muda dipengaruhi. Secara agama juga mereka juga belum matang. Dimasukin ayat sedikit saja mereka bisa goyah," tegasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada beberapa jaringan ISIS yang ada di Indonesia.
"Pernyataan salah satu kelompok di Poso, berbaiat dengan ISIS, kemudian di Jakarta, Makassar, di Solo ada. Celakanya banyak juga yang sepaham dengan itu. Semua wilayah rawan, di mana kita acuh cuek dengan isu ISIS, dia masuk," pungkasnya.
"Dari data intelejen ada 500 sudah WNI yang di sana, tapi data polisi ada 200-an WNI yang ikut," katanya seusai menjadi pembicara dalam dialog pencegahan paham ISIS dikalangan mahasiswa di UMY, Yogyakarta, Selasa (15/9).
Banyak versi data tersebut menurutnya karena kesulitan melakukan pendataan siapa-siapa saja orang Indonesia yang pergi ke Suriah. Kebanyakan mereka tidak langsung pergi ke Suriah, tetapi ke negara lain dengan alasan umrah atau wisata.
"Kita baru tahu pasti itu ketika warga kita menjadi korban meninggal. Oh ternyata ini orang Indonesia, itu setelah ada rilis," tambahnya.
Meski tidak tahu secara pasti siapa-siapa saja yang direkrut oleh ISIS, namun pihaknya mengindikasi paham ISIS mencari target anak-anak muda yang masih mudah bimbang.
"Kelompok yang ada di sini merekrut anak-anak muda. Karena memang yang muda dipengaruhi. Secara agama juga mereka juga belum matang. Dimasukin ayat sedikit saja mereka bisa goyah," tegasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada beberapa jaringan ISIS yang ada di Indonesia.
"Pernyataan salah satu kelompok di Poso, berbaiat dengan ISIS, kemudian di Jakarta, Makassar, di Solo ada. Celakanya banyak juga yang sepaham dengan itu. Semua wilayah rawan, di mana kita acuh cuek dengan isu ISIS, dia masuk," pungkasnya.
[hhw]