Pembunuh Kru TV Mengaku Gay, Tinggalkan Testimoni ini

Kamis, 27 Agustus 2015 | 05:23
Vester Flanagan alias Bryce Williams, tersangka pembunuh dua kru TV di Virginia, AS.
Vester Flanagan alias Bryce Williams, tersangka pembunuh dua kru TV di Virginia, AS. (WDBJ)
Washington - Seorang pria kulit hitam yang dituduh menembak mati dua jurnalis ketika sedang melakukan siaran langsung televisi Rabu (26/8) waktu setempat--sebelum kemudian bunuh diri--mengaku menjalankan aksinya karena terinspirasi oleh pembantaian para jemaah kulit hitam di South Carolina.
Menurut ABC News, pihaknya menerima manifes sebanyak 23 halaman dua jam setelah seorang pria bersenjata menembak mati reporter dan kameramen WDBJ ketika mereka sedang melakukan siaran langsung wawancara di dekat Roanoke, Virginia.
"Penembakan di gereja adalah alasannya, namun amarah saya sudah terbentuk lama. Saya sudah menjadi tong mesiu dalam bentuk manusia belakangan ini, tinggal menunggu untuk BOOM!!!!"
VIDEO: Pembunuhan 2 Kru TV Saat "On Air"
Pihak berwajib menyebut pelaku pembunuhan itu sebagai Vester Lee Flanagan, mantan karyawan WDBJ, yang juga memiliki nama alias Bryce Williams.
Kepolisian Negara Bagian Virginia menemukan dia di dalam mobilnya di jalan tol dengan luka akibat tembakan sendiri. Dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Para penyidik di Virginia mengatakan sedang meneliti manifesto yang beredar ini.
Penulis pernyataan itu menyebut dirinya sebagai Bryce Williams, dan seorang pria yang menelepon ABC News pukul 10.00 pagi juga memperkenalkan diri sebagai Bryce, dengan mengatakan telah menembak dua orang pagi itu.
Dia menambahkan pihak berwajib sedang "mengejar saya" dan mereka "ada di mana-mana" sebelum menutup telepon, kata ABC News.
Dalam dokumen, yang dia beri judul "Surat Bunuh Diri untuk Teman dan Keluarga", dia mengeluh soal diskriminasi ras dan aksi pelecehan karena dia "seorang gay, pria kulit hitam."
Baca juga: Pelaku Rekam dan Unggah Video Pembunuhan Kru TV
Namun dia mengatakan penembakan di gereja Charleston, South Carolina adalah alasan dia melakukan pembunuhan hari Rabu kemarin.
"Kenapa saya melakukan ini? Saya memberi uang muka untuk sebuah senjata pada 6/19/15 (19 Juni 2015). Penembakan gereja di Charleston terjadi pada 6/17/15 (17 Juni 2015)."
"Yang membuat saya melakukan ini adalah kejadian penembakan di gereja. Dan ujung peluru-peluru saya ada tulisan inisial nama para korban."
Menurut ABC News, pria itu juga menunjukkan kekagumannya pada para pelaku pembantaian di Columbine High School tahun 1999, dan mengatakan dia terpengaruh oleh Seung-Hui Cho, mahasiswa yang melakukan pembunuhan massal di Virginia Tech University pada April 2007.
"Itu bocah kesayangan saya," kata dia tentang Cho. "Dia hampir mendapatkan dua kali lipat dari jumlah yang dilakukan Eric Harris dan Dylan Klebold."
"Benar, saya terdengar seperti marah, memang. Dan saya punya hak untuk marah. Namun saat meninggalkan bumi ini, satu-satunya emosi yang ingin saya rasakan adalah kedamaian."
Heru Andriyanto/HA
AFP