Kamis, 20/03/2014 14:52 WIB
Memang saat Jokowi dideklarasikan menjadi capres PDIP pada akhir pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat. Sejumlah bankir mengakui dahsyatnya Jokowi Effect.
"Percaya atau nggak sudah ada beberapa analis luar seperti Morgan Stanley sampai menghubungkan, kalau Jokowi jadi presiden, rupiah bisa tembus Rp 10 ribu/dolar AS. Tapi ini bisa kelihatan sendiri di Jumat kemarin. Begitu Jokowi ngomong mencalonkan diri jadi presiden, market langsung naik, bond (obligasi), IHSG, rupiah, ini luar biasa sekali Jokowi," ujar Ali saat acara HSBC Global Connections Report and Indonesia Economic Outlook 2014 di Mercantile Club, Gedung World Trade Center, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Menurut Ali, Jokowi sudah sangat dikenal baik di kalangan pelaku ekonomi dalam negeri maupun asing. Pelaku ekonomi khususnya di sektor keuangan menganggap hadirnya Jokowi sebagai angin segar bagi market di Indonesia.
"Secara umum mereka (pelaku ekonomi asing) kebanyakan tertarik, mereka sudah tahu dengan Jokowi, FDI (investasi langsung) akan cukup yakin untuk masuk ke Indonesia, mereka (asing) pro Jokowi juga," ucap dia.
Namun, Ali menambahkan, efek Jokowi ini tidak akan berlangsung lama. Pasar keuangan juga punya pengaruh dari beberapa faktor bukan hanya domestik tapi internasional.
"Ini euforia sementara ya. Tapi kalau indikasi jadi pemimpin sentimennya positif bagi pasar. Secara umum Indonesia semakin baik," pungkasnya.
(drk/dnl)